Welcome Message & Rules

Aloha~
Annyeong haseyo!
Hajimemashite!

Kenalin, gw Raisa, biasa dipanggil haru/rei (di internet), atau mungkin lo mengenal gw sbg yuya shiina.

Disini, gw akan meng-share fanfiction yang sudah gw buat selama ini.

Tapi, gw punya rules yang harus dipatuhi oleh semua pengunjung.
1. setelah membaca, HARUS memberi comment. Comments mean spirit and support to author!
2. fanfiction disini boleh di-share ke tempat lain, namun jangan lupa mencantumkan Credit @ storiesoffantasy.blogspot.com dan nama Author yakni Raisa / Haru / Rei / Saharu Rei (pilih salah satu)
3. happy reading! ;)



Thursday, January 29, 2009

[2nd Project] Close To You



~Prologue~

Author Story Part 1

Namaku Raisa. Aku hanyalah seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta di Jakarta yang sedang menikmati hari Minggu sebelum liburan panjang akhir tahun dimulai. Aku mengisi hari ini dengan menonton sepupuku yang sudah berbahagia dengan liburan akhir semesternya bermain game terbaru di Playstationnya. Sedangkan aku? Liburan akhir tahun ini adalah waktu istirahat terakhir menjelang ujian semester pada bulan pertama di tahun baru. Sempat terlintas di benakku untuk mulai mengerjakan tugas-tugas yang telah kuterlantarkan berminggu-minggu. Namun, aku tidak punya mood untuk melakukannya. Setelah ia (sepupuku) merasa bosan bermain, ia pun mematikan PSnya dan aku pun turun ke lantai bawah, kembali ke kamarku.

Singkatnya, sore ini aku merasa sangat bosan. Termangu sendirian di kamar, menatap sebuah poster artis yang sangat kusukai,. Ya, pasti kalian telah menebaknya. Poster itu menampilkan lima orang laki-laki, grup penyanyi yang sangat terkenal di Asia, Dong Bang Shin Ki. Aku pun memutar lagu Bolero di HP, menikmati suara Jaejoong yang dengan merdu menyanyikan bagian reff Bolero. Tiba-tiba aku teringat suatu hal. Suatu ide terlintas di benakku yang sudah gerah menghadapi pelajaran kuliah yang sulit. Dengan semangat aku pun bergegas mandi, lalu menyalakan komputer kesayanganku. Setelah komputer sudah siap dengan menampilkan wallpaper kalender Oktober DBSK yang sedang memegang kotak kado dan balon berbentuk hati, aku pun dengan cepat membuka Microsoft Word dan Winamp, memutar lagu Wasurenaide. Lalu tanganku siap di atas keyboard...

Dan disinilah cerita ini dimulai...


.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~1st Chapter~

Ae Rin, bangun!!! teriak seorang pria muda di depan sebuah kamar yang di pintunya tergantung papan berdekorasi lucu bertuliskan Ae Rins Room. Kalo ga bangun, oppa ga jadi ngajak kamu ketemu sama pacar oppa! sambungnya.

Gadis yang tadinya masih tidur itu tersentak bangun lalu duduk di tepi ranjang. Sambil mengusap-usap matanya yang masih mengantuk, gadis itu pun beranjak ke pintu dan membukanya perlahan. Jung Min oppa, sabar dong.. Ae Rin masih ngantuk banget nih. Lagian kan sekarang baru jam 10, sahutnya sambil melirik jam dinding bergambar DBSK di kamar itu.

Dasar tukang tidur! Oppa janjian sama pacar oppa jam 11 tau! Dimana-mana cowok itu ga boleh telat kalo mau ketemu sama cewek. Lagian, kan kamu yang ngotot mau ketemu sama pacar oppa setelah oppa cerita kalo pacar oppa itu salah satu staff BDSK artis pujaan kamu, omel Jung Min agak kesal dengan tingkah adik satu-satunya yang sangat disayanginya itu.

Oppa pabo!! DBSK kali bukannya BDSK!! Iya-iya Ae Rin mandi sekarang..Weeeg!!! sahut Ae Rin sambil menyiapkan baju yang akan dikenakannya lalu bergegas ke kamar mandi.

Huh ini anak jahat banget sih ngatain oppanya.. Oppa kan ga kenal sama BDSK atau DBSK itu. jawab Jung Min masih kesal namun terlihat tersenyum menyadari kesalahannya mengingat nama artis kesukaan adiknya itu.

***

Ae Rin, ayo cepetan!! Ngapain bawa-bawa tas segede itu?? teriak Jung Min yang tidak sabaran dari dalam mobil.

Iya-iya. Hmm ada deh.. jawab Ae Rin penuh rahasia sambil setengah berlari menuju mobil itu.

Park Jung Min dan Park Ae Rin adalah dua orang kakak-beradik. Orangtua mereka sedang berada di Jepang untuk urusan bisnis, sedangkan mereka berdua tinggal di Seoul. Karena Jung Min sudah lulus kuliah dan telah bekerja, maka orangtua mereka pun tidak khawatir meninggalkan Ae Rin yang masih SMA bersamanya.

Jung Min memacu mobilnya dengan cepat menuju sebuah cafe di tengah pusat kota Seoul. Setelah sampai di tempat parkir, ia segera memarkir mobilnya dan langsung memasuki cafe untuk memastikan apakah pacarnya sudah sampai disana atau belum. Ae Rin pun ikut-ikutan berlari untuk mengejar oppanya yang pasti sudah mendahuluinya karena memiliki kaki jenjang yang membuat larinya sangat cepat. Tinggi badan Jung Min sekitar 180 cm. Sedangkan Ae Rin? Tingginya hanya 160 cm. Beda 20 centi tentu membuat perbedaan yang mencolok antara ia dan oppanya meskipun tinggi badan 160 sudah termasuk tinggi bagi kaum wanita. Perbedaan itu pula yang seringkali membuat teman-teman Ae Rin mengira oppanya adalah pacarnya. Hahaha...

Di dalam cafe, ternyata pacar Jung Min sudah menunggu di salah satu meja empat orang di sudut jendela cafe.

Mianhe... aku terlambat gara-gara menunggu adikku. ucap Jung Min sambil ngos-ngosan setelah terburu-buru memasuki cafe.

Annyong haseyo... salam Ae Rin pada perempuan yang diajak bicara oleh Jung Min.

Youn Ha, perkenalkan ini adikku Park Ae Rin yang sering kuceritakan, ucap Jung Min. Ae Rin, ini Choi Youn Ha, pacar oppa. lanjutnya.

Annyong haseyo, Ae Rin, jawab Youn Ha sambil tersenyum manis pada Ae Rin. Min~ah, Ae Rin, ayo duduk. Mau pesan apa? tanya Youn Ha, lali memanggil waitress.

Jus melon saja, jawab Ae Rin.

Aku pesan seperti biasa, cappucino, jawab Jung Min.

Omo...Youn Ha-onnie beneran kerja jadi staff DBSK?? tanya Ae Rin bersemangat namun malu-malu.

Hush! Ae Rin, nafsu banget udah langsung nanya itu,timpal Jung Min.

Gapapa kok Min~ah, ujar Youn Ha. Iya, onnie memang bekerja sebagai staff DBSK. Kamu fans mereka ya? lanjutnya, bertanya kepada Ae Rin.

I-iya onnie... Hmm boleh ga aku minta tolong buat ngasih sesuatu buat Jaejoong oppa?? tanya Ae Rin lagi.

Ae Rin!!! omel Jung Min.

Min~ah... protes Youn Ha. Boleh-boleh saja. Memangnya kamu mau kasih apa buat Jaejoong-sshi? tanya Youn Ha lagi pada Ae Rin.

Ini... jawab Ae Rin sembari mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam tasnya.

Ooh jadi ini yang bikin tas kamu jadi segede itu? Isinya apa nih? Jangan-jangan bom lagi... tanya Jung Min menggoda adiknya.

”Nggak donk! Emangnya aku teroris?” marah Ae Rin.

”Oke-oke... onnie akan sampaikan ke Jaejoong-shii deh,” jawab Youn Ha.

”Gomawo ya onnie...” ujar Ae Rin penuh terima kasih, sembari mencibir oppanya.

Pertemuan mereka bertiga pun diisi dengan pertanyaan-pertanyaan Ae Rin mengenai DBSK. Jung Min hanya bisa merengut melihat pacarnya dikuasai adiknya. Dengan cepat Ae Rin dan Youn Ha menjadi akrab dan mereka pun bertukar nomor HP. Setelah Ae Rin puas bertanya pada Youn Ha, hari telah menjadi sore. Youn Ha pun pamit pulang karena harus mengurus pekerjaannya. Memang, menjadi staff artis besar seperti DBSK tidaklah mudah. Di hari Minggu seperti ini Youn Ha masih diharuskan bekerja. Jung Min dan Ae Rin pun pulang ke rumah. Ae Rin sangat senang, sedangkan Jung Min merasa kesal karena kencannya terusik. Tapi di dalam hatinya, Jung Min turut merasa senang akan kebahagiaan adiknya.



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~Author story part 2~

“Kawatteku oboreteku kimi wa mou nukedasenai…I got you- Under my skin…” handphoneku berdering.

“Oi nek…napo?” jawabku dengan ‘bahasa planet’ menjawab telepon ‘tak diundang’ itu. *gw ga mgkn bilang yobboseyo kan? XD*

Ya, salah seorang teman baikku meneleponku. Aku pun bercerita tentang kegiatanku saat ini: membuat fanfic. Aku mengirimkan chapter 1 kepadanya. Lalu ia berkomentar mengenai ceritanya, dan ide awalku sejak awal menjadi berubah.

Oke, mungkin kesalahanku saat membuat fanfic ini adalah: meminta pendapat temanku itu. Tapi...ide gila yang telah melintas di benakku membuat otakku bagai terkena 'heroin' sehingga semangat dan konsentrasiku menjadi 200%! Setelah menelepon kira-kira setengah jam, pembicaraan kami terputus.

Lalu aku kembali menghadap layar monitorku, menekan ctrl+s untuk menyimpan hasil sementara ini dan mulai mengetik dengan penuh semangat...



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~2nd Chapter~

Choi Youn Ha bergegas memasuki mobilnya yang terparkir di halaman cafe, lalu melesat menuju gedung SM Entertaiment dimana ia bekerja.

Ia pun langsung naik ke area dimana DBSK berada, untuk memberi tahu jadwal mereka untuk keesokan harinya.

Dong Bang Shin Ki-sshi, besok sore kalian harus mengikuti acara Hug the Radio di MBS. kata Youn Ha memberi penjelasan.

Arassho. jawab Yun Ho sang leader.

“Jaejoong-sshi, ini ada barang titipan adik temanku. Mohon diterima.” ucap Youn Ha kepada Jaejoong sambil menyerahkan titipan Ae Rin.

“Ooh…Apa isinya?” sahut Jaejoong sambil menerima titipan dari Ae Rin dan mengguncang-guncangkannya, berharap ada petunjuk mengenai isi bungkusan itu.

“Aku juga tidak tahu. Tenang saja, isinya bukan barang aneh-aneh kok.” jawab Youn Ha.

“Oke. Terima kasih ya.” sahut Jaejoong, lalu ia beranjak keluar, menyusul teman-temannya yang lain

Youn Ha meraih handphonenya dan memilih nomor Ae Rin.

“Yobboseyo?”

“Yobboseyo…Onnie kenapa tiba-tiba menelepon?”

“Ae Rin, onnie mau ngasih tahu kalau besok sore DBSK akan menjadi bintang tamu di acara Hug The Radio di radio MBS, jam 5 sore.”

“Beneran? Onnie, gomawo ya…”

“Tuut..tuut….” telepon terputus. Rupanya Yun Ho menarik Youn Ha menjauh dari orang-orang sehingga handphone Youn Ha tertutup.

“Yun Ho-sshi, kenapa kamu menarikku? Aku kan sedang menelepon.” kesal Youn Ha.

”Youn~ah, itu titipan dari siapa?” tanya Yun Ho ingin tahu.

”Dari adik temanku. Kan tadi sudah kukatakan pada Jaejoong-sshi.” jawab Youn Ha cuek.

Teman? Setahuku kamu tidak punya teman lain selain staff disini. Yun Ho meragukan Youn Ha.

Yun Ho-sshi, kalo tidak percaya kepadaku, ya sudah. jawab Youn Ha agak kesal.

Bukannya tidak percaya, tapi... Yun Ho tidak meneruskan kata-katanya.

Tapi apa? Aku bukanlah perempuan ku-per. Aku bebas menjalani hidup dan semua itu tidak ada urusan denganmu! jawab Youn Ha lagi. Amarahnya telah memuncak.

Youn Ha, jangan marah. Aku cuma ingin bilang...

Sudahlah! Bukankah aku ini sangat sibuk, seperti katamu, jadi jangan ganggu aku lagi. Masih banyak hal yang harus kukerjakan. marah Youn Ha sambil berjalan ke pintu keluar.

Yun Ho hanya diam terpaku disana tanpa bisa melanjutkan kata-katanya.

***

Keesokan harinya, sesuai dengan pemberitahuan dari Youn Ha, Ae Rin dengan setia menunggu acara Hug the Radio di radio MBS. Jung Min juga ikut mendengarkan karena dipaksa oleh Ae Rin. Acaranya pun dimulai dengan bincang-bincang mengenai album terbaru DBSK. Setelah kurang lebih dua puluh menit, sesi acara pun berganti.

Pada sesi ini, kita akan mendengarkan beberapa pesan dari Dong Bang Shin Ki kepada fansnya, Cassiopeia. Dimulai dari Chang Min-sshi, Chang Min-sshi, silahkan. kata sang penyiar.

Cassiopeia, saranghae... Terima kasih atas dukungannya selama ini. kata Chang Min.

Terima kasih atas dukungannya selama ini. Dong Bang Shin Ki akan selalu berusaha keras untuk kalian semua. lanjut Junsu.

”We Love You, Cassiopeia...” lanjut Yoo Chun.

Terima kasih atas dukungannya, Cassiopeia. Dan aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Park Ae Rin, salah seorang fans yang telah memberikan syal kepadaku. Syal ini hangat sekali. Kamsahamnida... terang Jaejoong.

Oppa, dengar! Jaejoong-oppa memuji hadiah dariku! Ia menyukainya! teriak Ae Rin senang.

Ssst!! Acaranya masih berlanjut. sahut Jung Min. Rupanya ia mendengarkan acara radio itu dengan antusias.

Wah memang bagus sekali syal yang Jaejoong-sshi pakai. Berwarna merah kecoklatan, sepertinya rajutan tangan.puji sang penyiar. Selanjutnya, yang terakhir, Yun Ho-sshi.

Ya, kami sangat berterimakasih atas dukungan dari Cassiopeia terhadap Dong Bang Shin Ki. Sekali lagi, kamsahamnida... kata Yun Ho.

Baiklah, dengan ini, acara MBS Hug the Radio pun berakhir...

Tunggu dulu! Masih ada yang ingin kukatakan. potong Yun Ho.

Oh, baiklah. Sepertinya kita masih punya waktu 3 menit lagi. Silahkan. ujar penyiar.

Omo...sudah lama aku ingin mengatakan hal ini. Aku ingin menyampaikan sesuatu pada seseorang. Seseorang yang sejak dulu selalu memenuhi pikiranku, bahkan sebelum DBSK debut. Seseorang yang sangat bersrti bagiku saat ini. Kemarin kami sempat bertengkar, dan saat ini aku ingin minta maaf kepadanya. Choi Youn Ha, saranghae... ujar Yun Ho tanpa basa-basi.

Apa?! Cepat hentikan siaran ini! teriak Pak Lee, manajer mereka dari luar ruang siaran.

Seketika siaran radio live itu dihentikan dan ruang siaran MBS menjadi heboh.

Hah?! Oppa, orang yang disebut oleh Yun Ho-oppa itu... tanya Ae Rin tidak percaya kepada Jung Min. Jung Min hanya bisa diam, tatapannya kosong tanpa ekspresi.



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~3rd Chapter~

Seketika seluruh channel televisi dipenuhi oleh berita menghebohkan tentang Yun Ho. Semua orang terutama Cassiopeia mempertanyakan siapa sebenarnya gadis beruntung-yang-membuat-iri bernama Choi Youn Ha yang disebut oleh Yun Ho sebagai orang yang dicintainya.

Manajer DBSK kewalahan menjawab pertanyaan dari wartawan. Yun Ho sendiri hanya bisa diam, membungkam mulutnya. Bahkan ketika Jaejoong, sahabat terdekatnya bertanya mengenai hal ini, sama sekali tidak dijawab oleh Yun Ho.

***

Jung Min tidak bisa tidur. Ia tidak habis pikir kenapa seorang artis bisa membawa-bawa nama kekasihnya, menyatakan cinta pula. Ia ingin menanyakannya pada Youn Ha, tetapi ia masih tidak yakin apakah orang yang dimaksud adalah orang yang sama. Jam dinding masih menunjukkan pukul 11 malam. Jung Min meraih handphonenya, memilih nama Youn Ha dari contact list-nya.

Tuut... Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi atau berada di luar jangkauan. sahut suara balasan ketika Jung Min menelepon Youn Ha.

Jung Min terdiam. Biasanya handphone Youn Ha tidak pernah seperti ini. Lalu ia mencoba lagi berkali-kali semalaman sampai hari sudah terang. Sudah pagi rupanya.

Oppa, antarkan aku ke sekolah dong. pinta Ae Rin yang sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya.

Ae Rin, pergi naik bis saja. Oppa ada perlu.sahut Jung Min tanpa menghiraukan Ae Rin sambil mengambil kunci mobilnya..

Oppa kenapa? tanya Ae Rin bingung, namun pertanyaannya tidak digubris lagi karena yang ditanya sudah keluar dari rumah.

Tok..tok... Jung Min mengetuk pintu rumah Youn Ha.

Setelah menunggu beberapa saat, pintu pun dibuka oleh seorang perempuan muda.

Ah, Jung Min-oppa.. Ayo masuk. Ada perlu apa datang kesini? jawab perempuan itu.

Yeon Na, Youn Ha ada di rumah? tanya Jung Min dengan nada cepat sambil masuk ke ruang tamu lalu duduk.

Onnie sedang mengantar appa dan umma pulang ke Gwangju. jawab Yeon Na santai.

Oh. Bisakah oppa minta alamat Ajeoshi dan Eumonim di Gwangju?

Hmm sebentar ya oppa, aku tulis dulu, jawabnya sambil mengambil kertas dan pensil, lalu menuliskan sesuatu di dalamnya. Ini alamatnya oppa, lanjutnya sambil menyerahkan kertas tersebut kepada Jung Min.

Gomawo. Kalau begitu oppa permisi dulu ya. sahut Jung Min sambil berlari menuju mobilnya.

Oppa! Memang ada perlu apa? Kok pulangnya cepet banget? tanya Yeon Na, namun tidak digubris oleh yang ditanya.

Jung Min memacu mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke arah Gwangju dengan hati galau. Setelah seharian perjalanan sambil sesekali bertanya alamat kepada penduduk setempat, Jung Min pun sampai di rumah appa dan umma Youn Ha ketika hari telah senja. Di sana terlihat Youn Ha yang sedang melangkah memasuki rumah.

Youn~ah! teriak Jung Min sembari menghampiri Youn Ha.

Langkah Youn Ha berhenti. Min~ah? Kenapa kamu ada disini? Maksudku, bagaimana kamu bisa sampai disini? tanya Youn Ha kebingungan.

Ikut denganku! sahut Jung Min sambil menarik tangan Youn Ha dan memasuki mobilnya.

Min~ah, ada apa denganmu? Jangan menarik tanganku seperti ini. Sakit, Min~ah!! Youn Ha berusaha melepaskan tanganya.

Mianhe. Tapi kita harus bicara empat mata SEKARANG juga!

Jung Min membawa mobilnya entah kemana, yang pasti tempat itu sepi dan jauh dari rumah penduduk. Ia menghentikan mobilnya, keluar mobil menuju pintu sebelah Youn Ha duduk, membukanya dan meminta Youn Ha keluar.

Min~ah, jelaskan padaku apa maksud sikapmu ini! marah Youn Ha sambil keluar dari mobil, kesal karena ia dibawa paksa oleh Jung Min.

Youn~ah, kenapa kamu tidak menjawab telepon dariku?

Handphoneku... Youn Ha meraih handphonenya dari dalam tas. Ah, ternyata baterenya habis. Memang kenapa kamu meneleponku?

Youn~ah, apa kau tau berita menghebohkan itu? cerca Jung Min tidak sabar.

Berita heboh? Berita apa?

Jangan pura-pura tidak tahu!

Sungguh, Min~ah. Aku tidak tahu menahu soal hal itu. Jelaskan padaku, ada apa sebenarnya?

Itu... Jung Min terdiam, berpikir. Salah satu personil DBSK menyatakan cinta padamu di acara radio kemarin sore. lanjutnya dengan was-was.

Apa?! A-a-aku... Youn Ha terdiam, ia terkejut dengan apa yang dikatakan Jung Min.

Kalau tidak salah, orang tersebut adalah Yun Ho. Ia meminta maaf dan menyatakan cinta kepada seorang perempuan bernama Choi Youn Ha. Youn~ah, apakah orang yang ia maksud adalah kamu?

Youn Ha hanya bisa diam. Ia sungguh tidak menyangka Yun Ho akan bertindak seperti itu. Setelah 15 menit penuh keheningan, akhirnya Jung Min angkat bicara.

Sudahlah. Mungkin kebetulan saja namanya sama dengan namamu. Ayo kuantar kembali ke rumah appa dan umma-mu. ucap Jung Min dengan pasrah.

Min~ah... sahut Youn Ha dengan lemas.

Tenanglah Youn~ah. Aku tetap percaya kepadamu, jawab Jung Min sambil membuka pintu mobilnya. Ayo masuk mobil.

Youn Ha menuruti Jung Min. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Rasa sedih, shock dan kecewa berkecamuk di dalam pikirannya. Perjalanan dilalui dengan keheningan. Jung Min tidak mau curiga lebih lanjut kepada Youn Ha. Ia ingin tetap mempercayai Youn Ha sepenuhnya, namun di sisi hatinya yang lain ia tidak mau disakiti oleh kebenaran yang mungkin akan sangat menyakitkan. Setelah mengantar Youn Ha kembali ke tempat ia menculiknya, Jung Min kembali ke Seoul.



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~4th Chapter~

Dua hari setelah interogasi Jung Min terhadap Youn Ha, Youn Ha kembali ke Seoul. Ia sangat was-was akan segala kemungkinan yang mungkin menimpa dirinya. Ia pun mendatangi SM Entertaiment untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Di depan gedung, sudah berkumpul puluhan fans dan Youn Ha mendapat caci maki dari mereka. Di dalam gedung pun, sikap orang-orang tidak berbeda sama sekali. Semua orang memandanginya dengan tatapan jijik. Dengan perasaan sedih, Youn Ha pulang kembali ke rumahnya setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Pak Lee manajer DBSK dan mengurung diri di kamar. Tiba-tiba handphonenya berdering. Youn Ha melirik nama penelepon dengan lemas. Ternyata Yun Ho.

Yobboseyo? Youn~ah, kau dimana? Kenapa tidak masuk kerja hari ini? DBSK jadi kebingungan karena tidak ada lagi yang mengingatkan jadwal pekerjaan selanjutnya. kata suara itu.

Yun Ho-sshi, aku sudah mengundurkan diri. Aku tidak kuat menghadapi skandal yang telah terjadi. jawab Youn Ha sambil menahan tangis.

Youn~ah, kamu mempermasalahkan skandal itu? Tenang saja, agency sudah menyelenggarakan jumpa pers untuk mengklarifikasi skandal itu dan gosip skandal sudah mereda.

Yun Ho-sshi, kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentangku. Tidak usah menghubungiku lagi. Bye. kata Youn Ha sambil menutup telepon dari Yun Ho lalu melepas batere handphonenya.

T-t-tapi...Yobboseyo?? Youn~ah!! teriak Yun Ho panik, namun jelas-jelas sudah tidak didengar lagi oleh Youn Ha.

Youn Ha hanya bisa menangis. Ia mengurung diri di dalam kamar semalaman sampai Yeon Na menjadi sangat khawatir. Adiknya pun menghubungi Jung Min.

Yobboseyo? Jung Min-oppa... tolong segera kesini.. Onnie sudah mengurung diri di kamar sejak kemarin. Juga tidak mau makan sama sekali,

Apa? Tunggu ya Yeon Na, oppa segera kesana. jawab Jung Min panik. Telepon pun ditutup.

Onnie kenapa? Tidak lapar? Ayo makan... bujuk Yeon Na dari depan pintu kamar Youn Ha. Youn Ha tetap tidak menjawab sama sekali. Ia menangis dalam keheningan.

Setengah jam berlalu, pintu rumah pun diketuk. Yeon Na segera membukanya, menyadari bahwa tamu yang datang adalah Jung Min. Setelah pintu terbuka, Jung Min langsung menyerbu masuk dan menghampiri kamar Youn Ha.

Youn~ah, kenapa kamu seperti ini? Ayo buka pintunya... Ceritakan padaku. bujuk Jung Min sambil menggedor-gedor pintu kamar Youn Ha.

Tiba-tiba pintu kamar Youn Ha terbuka sedikit. Jung Min segera masuk ke kamar Youn Ha sementara Yeon Na menunggu di luar.

Di dalam kamar...

Youn~ah, ada apa denganmu? tanya Jung Min khawatir.

Min~ah...jawab Youn Ha sambil memeluk erat Jung Min. Ia menangis terisak di dada Jung Min.

Jung Min terdiam selama beberapa menit, lalu membawa Youn Ha ke sofa satu-satunya di kamar itu, melepaskan pelukannya dan mendudukkan Youn Ha perlahan.

Min~ah, maafkan aku. Mianhe...Cheongmal mianhe... Youn Ha meminta maaf berulang kali.

Kenapa kamu minta maaf? Seharusnya aku yang minta maaf telah berbuat kasar tempo hari. sahut Jung Min bingung.

Maafkan aku tentang Yun Ho, Min~ah...lanjut Youn Ha.

Yun Ho? Siapa Yun Ho? tanya Jung Min tidak mengerti.

Youn Ha tersenyum. Yun Ho itu orang yang...menyatakan cinta kepada Choi Youn Ha tempo hari. sahutnya sambil menahan tawa.

Ah iya. Aku lupa. Lalu? Apa hubungannya denganmu? Choi Youn Ha yang ia maksud bukan Youn~ah-ku kan? ekspresi Jung Min berubah menjadi serius. Ia khawatir kalau-kalau kecurigaannya benar.

Sebenarnya... Choi Youn Ha itu dan Choi Youn Ha di hadapanmu ini... adalah orang yang sama... sahut Youn Ha terbata-bata. Kita putus saja sebelum kita sama2 tersakiti, lanjutnya.

Jung Min terdiam. Kecurigaannya benar. Ia berpikir keras menata perasaannya selama beberapa menit, menatap Youn Ha yang kembali menangis.

Youn~ah, bila kamu memang memilih Yun Ho, aku rela melepaskanmu, sahut Jung Min pelan, lalu mencium kening Youn Ha. Saranghae yoongwonhi...

Jung Min beranjak keluar kamar dan merapatkan pintunya. Yeon Na yang penasaran mengajak Jung Min ke ruang tamu untuk berbicara.

Oppa, ada apa dengan onnie? tanya Yeon Na.

Yeon Na, oppa sudah putus dengan onnie-mu. jawab Jung Min tanpa menatap Yeon Na.

Putus? Kenapa harus putus?

Onnie-mu telah memilih pria lain. lanjut Jung Min sambil menunduk. Jung Min benar-benar sedih dan putus asa saat ini

Apakah ada hubungannya dengan Yun Ho-oppa?

Jung Min mengangkat kepalanya. Kamu kenal dengan Yun Ho? Maksudku, adakah hal yang kamu ketahui mengenai Yun Ho?

Dulu Yun Ho-oppa adalah tetangga kami di Gwangju, jawab Yeon Na polos. Keluarga kami sangat dekat dan kami sering bermain bersama ketika masih kecil.

Lalu? tanya Jung Min ingin tahu.

Yun Ho-oppa adalah pacar onnie sebelum ia pindah ke Seoul dan menjadi terkenal. lanjut Yeon Na.

Pacar?

Mantan pacar. Ketika Yun Ho-oppa pindah ke Seoul, mereka putus dan tidak berhubungan lagi sejak saat itu...

Lalu kenapa Youn Ha bisa bekerja sebagai staff..pria yang pernah dicintainya? potong Jung Min.

Dengarkan Yeon Na dulu, oppa. Onnie dan Yun Ho-oppa memang sudah putus, tetapi setengah yang lalu entah darimana Yun Ho mengetahui kalau onnie kuliah di Universitas Seoul dan menawarkan pekerjaan sebagai staff di SM Entertainment setelah onnie lulus. Aku juga heran akan tindakan onnie yang menerima tawaran itu. Dulu saat Yun Ho-oppa tiba2 menghilang dari Gwangju, onnie sangat sakit hati.. Tapi mungkin saja onnie memang masih menyimpan perasaan pada Yun Ho-oppa...

Jung Min mengangguk paham. Gomawo ya Yeon Na, oppa permisi pulang dulu. kata Jung Min putus asa sambil beranjak keluar menuju mobilnya. Pikirannya benar-benar kalut saat ini. Ia rela melepaskan Youn Ha demi kebahagiaan kekasihnya itu, namun di lain pihak Jung Min masih sangat mencintai Youn Ha. Di rumah, teguran Ae Rin tidak dihiraukannya. Ae Rin pun lama-kelamaan menjadi kesal.



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~5th Chapter~

Karena kesal dan bingung dengan sikap oppa-nya, Ae Rin pun menelepon Youn Ha.

Yobboseyo?

Yobboseyo...Siapa ini? jawab suara yang terdengar serak di telepon itu.

Ini Youn Ha-onnie? Onnie, ini Ae Rin.

Oh iya, Ae Rin. Mian onnie tidak sempat melihat nama peneleponnya. Ada apa? tanya Youn Ha masih dengan serak karena kebanyakan menangis.

Ae Rin mau nanya soal Jung Min-oppa. Sikap Jung Min-oppa aneh sekali sejak kejadian skandal itu. Apa ada sesuatu yang terjadi?

Ae Rin, onnie dan oppa-mu sudah putus..

Putus? Kenapa bisa putus?

Youn Ha pun menceritakan masalah penyebab putusnya ia dan Jung Min kepada Ae Rin.

Onnie, kalau memang cinta, jangan berpaling darinya. komentar Ae Rin.

Youn Ha terdiam.

Onnie mencintai Jung Min-oppa atau Yun Ho-oppa? Siapapun yang onnie cintai, jujurlah pada perasaan itu sebelum onnie menyesal.

Youn Ha terdiam memikirkan perkataan Ae Rin.

....Ae Rin, gomawo sudah menyadarkan onnie., kata Youn Ha sambil menutup telepon.

Onnie? Kok langsung ditutup sih...kan tadi aku cuma mengulang percakapan yang kudengar di drama yang kutonton semalam. sahut Ae Rin sambil tersenyum.

Youn Ha yang telah disadarkan oleh Ae Rin bergegas menuju kantor SM Entertainment.

Ya! Kamu tidak boleh masuk sembarangan kesini! teriak salah seorang satpam di gedung besar itu.

Youn Ha langsung menerobos masuk tanpa menghiraukan halangan dari satpam-satpam disana, namun dengan badannya yang kurus tentu saja ia tidak dapat melawan satpam di gedung itu yang jumlahnya belasan.

Lepaskan aku! Aku hanya ingin bertemu dengan Jung Yun Ho! teriak Youn Ha sambil menggeliat mencoba melepaskan diri dari satpam-satpam itu.

Seketika lobby SM Entertainment menjadi ricuh karena Youn Ha bersikeras memasuki gedung dan perang mulut dengan satpam gedung.

Sementara itu, lift di lobby baru saja terbuka dan keluarlah sekelompok orang..

Yun Ho-hyung, bagaimana ini? Berat badanku sama sekali tidak bertambah meskipun makanku sangat banyak. keluh seseorang yang paling tinggi di antara mereka.

Minnie, makanya, tidak usah menggemukkan badanmu. Kulkas apartemen kita cepat sekali kosongnya. timpal seorang yang lain, lalu tertawa dengan suara yang aneh.

Bilang saja kamu yang mau makan. sambung seorang yang lain.

Uuh, Chunnie-hyung, kamu kan juga suka makan. balasnya.

Sudah-sudah... Jangan ribut terus. Minnie, sepertinya harus berkonsultasi dengan ahli gizi. Junsu dan Chunnie, persediaan makanan kita kan sangat banyak. Kalau habis, kan tinggal dibeli. Kita sudah di lobby dan kita tidak boleh terlalu menarik perhatian pengunjung gedung. timpal seorang lainnya.

Jae-hyung, tidak usah mempermasalahkannya. Mereka kan bebas mau bicara apa. jawab seorang yang dari tadi belum angkat bicara.

Nde... Hei ada apa disana kok ada keributan? jawab Jaejoong.

Rombongan mereka pun mendekati sumber keributan dan mengintip siapa biang keributan itu.

Youn~ah...maksudku, Youn Ha?! ucap Yun Ho terkejut setelah mengetahui sumber keributan itu.

Ajusshi, lepaskan perempuan itu. Ia dulu adalah staff disini. kata Jaejoong membubarkan keributan Youn Ha vs Satpam.

A-annyong haseyo.. sahut Youn Ha terbata-bata melihat orang yang dicarinya berdiri di hadapannya. Yun Ho-sshi, ada yang ingin kubicarakan denganmu.

Kalian pergi duluan saja, nanti aku menyusul, kata Yun Ho kepada teman-temannya. Youn~ah, kenapa kamu malah kesini? Ayo ikut denganku. Kita bicara di tempat lain. Disini rawan tercium wartawan. lanjutnya kepada Youn Ha.

Yun Ho pun mengajak Youn Ha naik lift menuju lantai lima, tempat area khusus Dong Bang Shin Ki.

Yun Ho-sshi...maafkan aku tiba-tiba datang seperti ini, Youn Ha berkata sambil menatap Yun Ho. Aku ingin membicarakan tentang hubungan kita.

Yun Ho tidak menjawab. Ia malah beranjak mengambil minuman untuknya dan Youn Ha.

Yun Ho-sshi... Aku tahu kalau kita dulu pernah menjalin hubungan, tapi perasaanku kini telah berubah terhadapmu.

Yun Ho tetap tidak menjawab. Ia malah meraih majalah dan membacanya namun terlihat jelas kalau tindakannya itu dipaksakan.

Aku telah mencintai pria lain. kata Youn Ha pada akhirnya.

Yun Ho menyingkirkan majalah yang dipegangnya.

Siapa pria itu?

Aku bertemu dengannya setahun yang lalu ketika aku sedang bersantai di cafe langgananku, Youn Ha berhenti sebentar. Kamu ingat hadiah yang pernah kuberikan pada Jaejoong-sshi? Itu adalah titipan adik pria itu. lanjutnya.

Lalu kamu menyukainya begitu saja? Bagus. Jadi kamu telah melupakan aku, melupakan saat ketika kita masih bersama. kata Yun Ho dengan nada berat, kecewa.

Tapi... Kita sudah berpisah sejak lama. Aku kesepian, Yun~ah. Youn Ha terkesiap. Ia kembali memanggil Yun Ho dengan panggilan sayangnya. Dan kekosongan yang telah kamu buat di hatiku selama bertahun-tahun telah terisi oleh kebaikan pria itu. lanjutnya sambil menahan tangis. Ia tidak tega menyakiti Yun Ho, namun rasa sakit hatinya ketika Yun Ho tiba-tiba meninggalkan Gwangju, meninggalkan dirinya tanpa perpisahan sedikit pun telah memantapkan hatinya. Aku akui, selama setengah tahun ini perasaaanku sempat goyah dengan kehadiranmu...pertemuan kita setiap hari..namun aku baru saja menyadari kalau ternyata perasaanku terhadapmu saat ini hanya sebatas rasa sayang antar teman, bukan sebagai pacar, seperti dulu. lanjutnya.

Baik. TERSERAH kamu saja! bentak Yun Ho.

Youn Ha pun berlari keluar menuju lift. Ia tidak tahan lagi dengan perubahan sikap Yun Ho sejak ia menjadi terkenal. Sikapnya makin kasar saja.

Sementara itu, Yun Ho menunduk. Dalam diam ia menangis, menyesal atas semua yang terjadi. Sikap kasarnya, egonya, segalanya. Ia masih mencintai wanita itu. Dulu ia sedang didesak waktu untuk mengikuti audisi di Seoul dan tidak sempat mengucapkan perpisahan kepada Youn Ha. Sikap kasarnya selama ini merupakan wujud rasa cintanya, meski bukan dalam bentuk yang tepat, terhadap Youn Ha. Namun demi kebahagiaan Youn Ha, ia rela melepaskannya...



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~6th Chapter~

Youn Ha memasuki mobilnya dan meraih handphone. Ia memilih nama Jung Min dan meneleponnya.

Yobboseyo? jawab Jung Min.

Min~ah, aku ingin bertemu denganmu secepatnya.

Youn~ah? Kenapa?

Please...

Oke. Kita ketemu di cafe biasa setengah jam lagi.

***

Youn~ah, ada apa? tanya Jung Min yang baru sampai di cafe dan langsung menghapiri Youn Ha, lalu duduk di kursi di depan Youn Ha.

Tiba-tiba Youn Ha bangkit dari tempat duduknya dan beranjak ke sebelah kursi Jung Min, tetapi pandangannya alih-alih ke arah Jung Min melainkan ke arah mengunjung cafe. Permisi pengunjung yang terhormat, mohon perhatiannya sebentar saja.

Kontan Jung Min tersentak kaget dan akan bangkit dari kursinya, namun tangan Youn Ha menahannya.

Setelah semua mata pengunjung cafe mengarah ke mereka berdua, Youn Ha berbalik menatap Jung Min, lalu membungkukkan badannya 60 derajat.

Hwa? Youn~ah, ada apa ini...

Park Jung Min, cheongmal mianhae... Youn Ha kembali menegakkan badannya, menghadap ke arah pengunjung lagi lalu berkata,Pengunjung yang terhormat, saya ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintai pria ini dan saya tidak akan melepaskannya lagi...

Jung Min yang mendengarnya bangkit dari kursinya dengan cepat, memutar badan Youn Ha lalu mencium bibirnya...

Youn Ha sempat terkejut dan matanya terbelalak, lalu tanpa sadar air mata Youn Ha menetes. Mata Youn Ha pun terpejam lalu mereka berciuman selama beberapa menit. Jung Min melepaskan ciumannya dari Youn Ha lalu kedua tangannya mengusap mata Youn Ha yang basah oleh air mata.

Youn~ah, tidak perlu minta maaf. Aku tetap mencintaimu apa adanya, sampai kapan pun juga... lalu Jung Min mengecup kening Youn Ha.

Seketika pengunjung cafe yang tadinya memperhatikan mereka berdua bertepuk tangan dengan meriah. Jung Min mengambil dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang yang ditaruhnya di atas meja, lalu mengendong Youn Ha keluar dari cafe dan membawanya menuju mobilnya. Youn Ha kembali menangis bahagia dan terharu atas tindakan Jung Min ini.

Ternyata Jung Min membawa Youn Ha ke rumahnya yang jaraknya memang sangat dekat dengan cafe itu.

Youn~ah, ayo ceritakanlah sesuatu yang telah mengubah pikiranmu. kata Jung Min sambil mengambil air minum di dapur.

Min~ah... Sebelumnya aku ingin menceritakan tentang hubunganku dengan Yun Ho...

Tidak usah kamu ceritakan lagi, Youn~ah. Yeon Na sudah menceritakannya padaku tempo hari.

Dasar anak itu seenaknya saja menceritakannya... kesal Youn Ha. Ya sudahlah, toh aku memang harus menceritakannya padamu.

Jadi? Hal apa yang sudah mengubah pikiranmu? Bukankah lebih baik bersama dengan Yun Ho bila kamu memang masih mencintainya.

Begini...kemarin Ae Rin meneleponku dan kata-katanya telah menyadarkan aku.

Ae Rin? Ah bisa saja anak itu.. Terkadang memang pikirannya lebih dewasa melampaui umurnya. sahut Jung Min sambil tersenyum.

Bertahun-tahun Yun Ho pergi meninggalkan aku dan hal itu telah sangat menyakitiku, Min~ah. Tapi setelah mengenalmu setahun tahun silam, sakit hati yang ditinggalkan Yun Ho telah terobati dengan adanya dirimu.

Jung Min tidak berkomentar. Ia mendengarkan cerita kekasihnya itu dengan seksama.

Lalu aku menyadari, meskipun aku dan Yun Ho selalu bertemu setiap hari karena pekerjaanku, tetapi perasaanku padanya tidak lebih dari perasaan seorang sahabat saja. Perasaan itu jauh di bawah rasa cintaku padamu, Min~ah. sahut Youn Ha malu-malu.

Youn~ah, aku baru ingat kalau tadi pagi Ae Rin sempat memberitahu padaku kalau malam ini ia akan menginap di rumah Hae In, temannya. Jadi Ae Rin baru akan pulang ke rumah besok siang. sahut Jung Min sambil tersenyum jahil.

Mendengarnya, wajah Youn Ha langsung memerah. Ia tahu maksud Jung Min.

Jadi... Maukah kamu melakukannya...denganku? tanya Jung Min ragu-ragu.

Youn Ha mengangguk perlahan.

Seketika Jung Min langsung berdiri lalu menggendong Youn Ha ke kamarnya...



.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~Epilogue~

Author Story Part 3

Kutekan tombol ctrl+s untuk menyimpan terakhir kalinya. Fiuh… akhirnya selesai juga fanfic ini. Senyum puas tergambar di wajahku saat aku membaca ulang cerita ini dari awal. Aku membayangkan bagaimana reaksi temanku itu setelah membaca keseluruhan fanfic ini. Pasti ia akan senang sekali! Lalu mataku tertuju pada jam di sudut kanan bawah layar monitorku. Astaga sudah jam dua belas! Lalu masih dengan senyum puas, aku menutup program-program di layar komputerku dan mematikannya. Tanpa kusadari mataku sudah mengantuk. Rasa kantuk yang baru kurasakan setelah menyelesaikan mengetik fanfic ini. Lalu kunyalakan AC dan kumatikan lampu kamar, bersiap-siap untuk tidur. Oyasumi minna, oyasumi Jaejoong

Fin


Monday, January 26, 2009

[1st Project] If...?!




Download PDF file (10 chapters + special story) HERE
Password: kimjaejoong

Cast:

- Park Ae Rin (Yuya Shiina a.k.a Author)
- Kim Jaejoong
- Park Jung Min
- Choi Youn Ha (Chocopink Dee a.k.a Dee)
- Park Sung Hee (Miss Hoon a.k.a Hellen-unnie)
- Nam Jin Ah (Tezu a.k.a Jessica)
- Hwang Seul Byul (Ulyaa)
- Lee Hae In (dy aoi sky a.k.a Aulia)
- Seo Hae Yeo (Miyanokouji Mizuho a.k.a Rere)
- Shin Sae Ri
- Other TVXQ members


.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.


~Prologue~

Namaku Raisa. Aku hanyalah seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta di Jakarta yang sedang menikmati hari Minggu sebelum liburan panjang akhir tahun dimulai. Aku mengisi hari ini dengan menonton sepupuku yang sudah berbahagia dengan liburan akhir semesternya bermain game terbaru di Playstationnya. Sedangkan aku? Liburan akhir tahun ini adalah waktu istirahat terakhir menjelang ujian semester pada bulan pertama di tahun baru. Sempat terlintas di benakku untuk mulai mengerjakan tugas-tugas yang telah kuterlantarkan berminggu-minggu. Namun, aku tidak punya mood untuk melakukannya. Setelah ia (sepupuku) merasa bosan bermain, ia pun mematikan PSnya dan aku pun turun ke lantai bawah, kembali ke kamarku.

Singkatnya, sore ini aku merasa sangat bosan. Termangu sendirian di kamar, menatap sebuah poster artis yang sangat kusukai,. Ya, pasti kalian telah menebaknya. Poster itu menampilkan lima orang laki-laki, grup penyanyi yang sangat terkenal di Asia, Dong Bang Shin Ki. Aku pun memutar lagu Bolero di HP, menikmati suara Jaejoong yang dengan merdu menyanyikan bagian reff Bolero. Tiba-tiba aku teringat suatu hal. Suatu ide terlintas di benakku yang sudah gerah menghadapi pelajaran kuliah yang sulit. Dengan semangat aku pun bergegas mandi, lalu menyalakan komputer kesayanganku. Setelah komputer sudah siap dengan menampilkan wallpaper kalender Oktober DBSK yang sedang memegang kotak kado dan balon berbentuk hati, aku pun dengan cepat membuka Microsoft Word dan Winamp, memutar lagu Wasurenaide. Lalu tanganku siap di atas keyboard...

Dan disinilah cerita ini dimulai...


~1st Chapter~

”Ae Rin, bangun!!!” teriak seorang pria muda di depan sebuah kamar yang di pintunya tergantung papan berdekorasi lucu bertuliskan ”Ae Rin’s Room”. ”Kalo ga bangun, oppa ga jadi ngajak kamu ketemu sama pacar oppa!” sambungnya.

Gadis yang tadinya masih tidur itu tersentak bangun lalu duduk di tepi ranjang. Sambil mengusap-usap matanya yang masih mengantuk, gadis itu pun beranjak ke pintu dan membukanya perlahan. ”Jung Min oppa, sabar dong.. Ae Rin masih ngantuk banget nih. Lagian kan sekarang baru jam 10,” sahutnya sambil melirik jam dinding bergambar DBSK di kamar itu.

”Dasar tukang tidur! Oppa janjian sama pacar oppa jam 11 tau! Dimana-mana cowok itu ga boleh telat kalo mau ketemu sama cewek. Lagian, kan kamu yang ngotot mau ketemu sama pacar oppa setelah oppa cerita kalo pacar oppa itu salah satu staff BDSK artis pujaan kamu,” omel Jung Min agak kesal dengan tingkah adik satu-satunya yang sangat disayanginya itu.

”Oppa pabo!! DBSK kali bukannya BDSK!! Iya-iya Ae Rin mandi sekarang..Weeeg!!!” sahut Ae Rin sambil menyiapkan baju yang akan dikenakannya lalu bergegas ke kamar mandi.

”Huh ini anak jahat banget sih ngatain oppanya.. Oppa kan ga kenal sama BDSK atau DBSK itu.” jawab Jung Min masih kesal namun terlihat tersenyum menyadari kesalahannya mengingat nama artis kesukaan adiknya itu.


***


”Ae Rin, ayo cepetan!! Ngapain bawa-bawa tas segede itu??” teriak Jung Min yang tidak sabaran dari dalam mobil.

”Iya-iya. Hmm ada deh..” jawab Ae Rin penuh rahasia sambil setengah berlari menuju mobil itu.

Park Jung Min dan Park Ae Rin adalah dua orang kakak-beradik. Orangtua mereka sedang berada di Jepang untuk urusan bisnis, sedangkan mereka berdua tinggal di Seoul. Karena Jung Min sudah lulus kuliah dan telah bekerja, maka orangtua mereka pun tidak khawatir meninggalkan Ae Rin yang masih SMA bersamanya.

Jung Min memacu mobilnya dengan cepat menuju sebuah cafe di tengah pusat kota Seoul. Setelah sampai di tempat parkir, ia segera memarkir mobilnya dan langsung memasuki cafe untuk memastikan apakah pacarnya sudah sampai disana atau belum. Ae Rin pun ikut-ikutan berlari untuk mengejar oppanya yang pasti sudah mendahuluinya karena memiliki kaki jenjang yang membuat larinya sangat cepat. Tinggi badan Jung Min sekitar 180 cm. Sedangkan Ae Rin? Tingginya hanya 160 cm. Beda 20 centi tentu membuat perbedaan yang mencolok antara ia dan oppanya meskipun tinggi badan 160 sudah termasuk tinggi bagi kaum wanita. Perbedaan itu pula yang seringkali membuat teman-teman Ae Rin mengira oppanya adalah pacarnya. Hahaha...

Di dalam cafe, ternyata pacar Jung Min sudah menunggu di salah satu meja empat orang di sudut jendela cafe.

”Mianhe... aku terlambat gara-gara menunggu adikku.” ucap Jung Min sambil ngos-ngosan setelah terburu-buru memasuki cafe.

”Annyong haseyo...” salam Ae Rin pada perempuan yang diajak bicara oleh Jung Min.

”Youn Ha, perkenalkan ini adikku Park Ae Rin yang sering kuceritakan,” ucap Jung Min. ”Ae Rin, ini Choi Youn Ha, pacar oppa.” lanjutnya.

”Annyong haseyo, Ae Rin,” jawab Youn Ha sambil tersenyum manis pada Ae Rin. “Min~ah, Ae Rin, ayo duduk. Mau pesan apa?” tanya Youn Ha, lali memanggil waitress.

Jus melon saja, jawab Ae Rin.

”Aku pesan seperti biasa, cappucino,” jawab Jung Min.

“Omo...Youn Ha-onnie beneran kerja jadi staff DBSK??” tanya Ae Rin bersemangat namun malu-malu.

”Hush! Ae Rin, nafsu banget udah langsung nanya itu,” timpal Jung Min.

”Gapapa kok Min~ah,” ujar Youn Ha. ”Iya, onnie memang bekerja sebagai staff DBSK. Kamu fans mereka ya?” lanjutnya, bertanya kepada Ae Rin.

”I-iya onnie... Hmm boleh ga aku minta tolong buat ngasih sesuatu buat Jaejoong oppa??” tanya Ae Rin lagi.

”Ae Rin!!!” omel Jung Min.

”Min~ah...” protes Youn Ha. ”Boleh-boleh saja. Memangnya kamu mau kasih apa buat Jaejoong-sshi?” tanya Youn Ha lagi pada Ae Rin.

”Ini...” jawab Ae Rin sembari mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam tasnya.

”Ooh jadi ini yang bikin tas kamu jadi segede itu? Isinya apa nih? Jangan-jangan bom lagi...” tanya Jung Min menggoda adiknya.

”Nggak donk! Emangnya aku teroris?” marah Ae Rin.

”Oke-oke... onnie akan sampaikan ke Jaejoong-shii deh,” jawab Youn Ha.

”Gomawo ya onnie...” ujar Ae Rin penuh terima kasih, sembari mencibir oppanya.

Pertemuan mereka bertiga pun diisi dengan pertanyaan-pertanyaan Ae Rin mengenai DBSK. Jung Min hanya bisa merengut melihat pacarnya dikuasai adiknya. Dengan cepat Ae Rin dan Youn Ha menjadi akrab dan mereka pun bertukar nomor HP. Setelah Ae Rin puas bertanya pada Youn Ha, hari telah menjadi sore. Youn Ha pun pamit pulang karena harus mengurus pekerjaannya. Memang, menjadi staff artis besar seperti DBSK tidaklah mudah. Di hari Minggu seperti ini Youn Ha masih diharuskan bekerja. Jung Min dan Ae Rin pun pulang ke rumah. Ae Rin sangat senang, sedangkan Jung Min merasa kesal karena kencannya terusik. Tapi di dalam hatinya, Jung Min turut merasa senang akan kebahagiaan adiknya.


~2nd Chapter~

Keesokan harinya, seperti biasa Ae Rin dan keenam teman-temannya berkumpul di café Je t‘aime karena sekarang sedang libur musim dingin.

“Eh kalian nonton SBS Gayo Daejun ga semalem? Gila DB-oppa HOT abis...” kata seorang teman Ae Rin dengan sangat histeris.

Mendengarnya, keenam orang yang lain termasuk Ae Rin ikut-ikutan berteriak histeris.

”Nonton dong! Rugi banget kalo ga nonton... Itu kan performance terakhir DB-oppa di Korea. Mereka backless bo! Aduh...Junsu-oppa cakep banget... Punggungnya... Kyaa~!” sambung seorang yang lain.

”Enak aja! Changmin-oppa lebih cakep tau!” balas seorang yang lain.

”Junsu-oppa dong!” jawabnya membela diri.

”Changmin-oppa!” timpal pembela Changmin yang lain.

“Sudah-sudah… Gimana pun, Jae-oppa yang paling cakep!” sahut yang lain. Ae Rin manggut-manggut setuju dengan temannya yang satu itu.

“Changmin-oppa!” balas 3 orang yang dari tadi membela Changmin.

”Junsu-oppa!” sahut pembela Junsu dengan gigih meskipun ia sendirian.

”Aduh... capek denger kalian selalu berdebat tentang siapa yang paling cakep. DB-oppa itu cakep-cakep semua. Ga ada yang paling cakep dari yang lain,” sahut salah seorang teman Ae Rin yang dari tadi belum angkat bicara. ”Kecuali, Junsu-oppa dan Yunho-oppa...” lanjutnya yang langsung disambut teriakan ”Huuu” panjang dari yang lain.

Mereka bertujuh memang selalu berkumpul di café itu ketika sedang liburan dan topik pembicaraan mereka selalu sama: tentang Dong Bang Shin Ki. Mereka bertujuh adalah Park Sung Hee, yang menyukai Junsu dan Yunho, memiliki sikap paling dewasa diantara yang lain; Seo Hae Yeo, yang menyukai Changmin, tingkahnya paling histeris bila menyangkut DBSK; Hwang Seul Byul dan Lee Hae In, bersama-sama dengan Hae Yeo menyukai Changmin dan mereka bertiga sering pula memperebutkan Changmin; Nam Jin Ah, yang menyukai Junsu; serta Shin Sae Ri dan Ae Rin sendiri yang menyukai Jaejoong.

Meskipun sering bertengkar bila sudah menyangkut DBSK, tetapi mereka selalu saling membantu satu sama lain karena mereka sudah berteman sejak bangku sekolah dasar.

“Eh, kalian tahu tidak, ternyata pacar Jung Min-oppa adalah staff Dong Bang Shin Ki.” ujar Ae Rin setelah perdebatan mereda.

Hah?! serempak teman-temannya terkejut.

Ae Rin sayang, kok ga cerita-cerita sih?? Kan kalo kenal staff DBSK, kita bisa titip hadiah buat DB-oppa! sahut Sae Ri yang disambut anggukan kelima temannya yang lain.

Soal hadiah... kemarin aku sudah bertemu dengan pacar oppa-ku itu, Youn Ha-onnie, dan menitipkan hadiah untuk Jae-oppa... kata Ae Rin ragu-ragu, takut teman-temannya akan marah kepadanya.

Aaaa... Ae Rin curang kok ga ngajak-ngajak sih... sahut Hae Yeo.

Iya nih... koor yang lainnya.

Mian... kemarin itu bener-bener mendadak banget. Jung Min-oppa baru cerita kemarin lusa, dan aku yang terlalu senang jadi melupakan kalian... sesal Ae Rin.

Sudahlah.. Tapi lain kali, kamu harus kasih tau ya. kata Sung Hee meredakan suasana. Yang lain pun mengangguk setuju, lalu tersenyum.

Ae Rin merasa senang karena sahabat-sahabatnya ini selalu mengerti dirinya.

Gimana pacarnya Jung Min-oppa? Cantikkah? Baikkah? Padahal aku sempat berharap jadi pacar Jung Min-oppa. sahut Jin Ah.

Huuu... Meski Jung Min-oppa memang baik dan lumayan cakep, tapi ketuaan buat kita yang masih 17an ini. balas Hae In.

Ya juga sih. Umur Jung Min-oppa kan sudah 28. Hehehe....jawab Jin Ah.

Youn Ah-onnie cantik, baik banget, umurnya 23... cerita Ae Rin.

Setelah Ae Rin selesai bercerita, tiba-tiba ia merasa sangat pusing dan memegang kepalanya.

Ae Rin? Kamu ga apa-apa? Sung Hee bertanya dengan khawatir.

Ga apa-apa kok. Tapi kayaknya aku mau pulang duluan deh. Sori ya aku duluan... jawab Ae Rin sambil melambaikan tangannya ke teman-temannya.

Daah... koor teman-temannya.

Eh jadi gimana rencana kita? Kita harus kasih surprise buat Ae Rin di ulang tahunnya nanti. kata Sung Hee setelah memastikan Ae Rin sudah jauh dari café.

Ulang tahun Ae Rin enak banget ya... tanggalnya bisa sama dengan ulang tahun Jae-oppa... sahut Sae Ri agak iri.

Iya nih... coba ulang tahunku juga barengan ama Changmin-oppa... kata Hae Yeo.

Sudah-sudah... ayo kita diskusiin rencananya... Sung Hee mengarahkan topik pembicaraan.

Mereka berenam pun merancang strategi untuk memberi kejutan untuk Ae Rin yang ke-18 ini. Ultah Ae Rin memang bertepatan dengan ultah Jaejoong, yakni tanggal 26 Januari dan hal itu membuat iri teman-temannya yang tidak satu pun ultah di hari yang sama dengan member DBSK favoritnya.


~3rd Chapter~

Tanggal 31 Desember pun tiba. Ae Rin yang berencana untuk merayakan tahun baru bersama dengan teman-temannya tiba-tiba dihubungi oleh Youn Ha untuk menggantikan pekerjaannya mengawasi DBSK yang sedang berada di Korea untuk tahun baru di kampung halaman karena ia sedang sakit. Ae Rin tidak mau melewatkan kesempatan ini dan menyetujuinya. Ia langsung menghubungi teman-temannya, memberitahu kalau ia tidak jadi ikut acara tahun baru bersama dan menanyakan teman-temannya kalau-kalau mereka mau menitipkan hadiah kepada DBSK.

Sorenya, setelah mengumpulkan titipan dari teman-temannya dan memasukkannya ke dalam tas besar, Ae Rin diantarkan oleh Jung Min ke SM Entertainment. Ae Rin pun diperkenalkan pada Pak Lee, manajer DBSK dan ia langsung diberi daftar hal-hal yang harus dilakukan. Jantung Ae Rin berdegup kencang tidak keruan menanti pertemuannya dengan anggota DBSK secara langsung. Namun ia harus tetap konsisten dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Ketika ia sedang membereskan ruang latihan DBSK yang sedang sepi, tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan itu terbuka. Ae Rin terkejut dan menoleh, dilihatnya lima orang pria gagah dan tampan yang tak lain adalah Dong Bang Shin Ki! Ae Rin sangat terkejut bercampur senang tak terkira dapat melihat DBSK secara langsung. Tiba-tiba kepalanya pusing, pandangannya menjadi kabur, gelap dan ia tak sadarkan diri...

Di dalam kegelapan, ia merasa tubuhnya sangat ringan dan terasa sepasang tangan mengangkatnya. Entah selama berapa lama Ae Rin menikmati perasaan itu di dalam kegelapan sampai ia sayup-sayup mendengar suara...

Hei, kamu tidak apa-apa?

Otaknya bereaksi dengan suara itu dan matanya pelan-pelan terbuka, namun cahaya di luar terlalu terang sehingga mengaburkan pandangannya. Setelah mengerjapkan mata berulang kali, barulah penglihatannya kembali normal dan terlihat wajah seorang pria yang sangat familiar sedang menatapnya, yakni Jaejoong. Merasa tidak yakin dengan penglihatannya, Ae Rin mengira itu hanya mimpi, ia kembali jatuh pingsan kedua kalinya. Sejenak Ae Rin merasa damai dan tenang, lalu kembali terdengar suara-suara berisik di telinganya samar-samar. Ketika ia membuka mata kembali, ia melihat sebuah ruangan serba putih. Ia bingung dan mencoba bangkit, namun ada tangan yang menahannya dari samping. Kali ini barulah Ae Rin merasa semua ini kenyataan setelah merasa sakit yang amat sangat di kepala dan tangannya. Ia kembali berbaring, masih merasa asing di ruangan putih ini dan terdengar suara lembut dari sebelah kanannya.

Kamu tidak apa-apa?

Ae Rin menoleh ke sumber suara itu. Terlihat wajah seseorang yang selalu tampak sebagai wallpaper handphonenya, wallpaper komputernya, dan memenuhi dinding kamarnya. Ternyata Jaejoong!

Masih merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, Ae Rin membuka suara dengan susah payah sambil menahan rasa sakit di kepalanya,Dimana ini?

Di rumah sakit. Tadi sore kamu pingsan di ruang latihan, lalu kami berusaha menyadarkanmu tapi kamu malah pingsan lagi. suara Jaejoong terdengar berat dan capek.

Ae Rin mencoba mengangkat tangan kanannya dan melihat jarum infus disana. Aku pingsan? Sekarang jam berapa? tanya Ae Rin.

Sekarang... Jam 11.55. Lima menit lagi tahun baru.jawab Jaejoong.

Ae Rin berusaha mengingat-ingat apa saja yang terjadi. Youn Ha memberitahunya untuk menggantikan sebagai staff sampai ia melihat lima anggota DBSK di ruang latihan.

Oppa... Apakah oppa sudah menerima hadiah dariku yang kutitipkan pada Youn Ha-onnie? tanya Ae Rin.

Sudah. Syalnya sangat bagus. Aku suka warnanya. Terima kasih ya. jawab Jaejoong. Kamu staff pengganti Choi Youn Ha untuk malam ini kan? Kami tadi sudah menghubungi oppa-mu, ia tadi sempat datang tetapi sepertinya ia sedang sibuk dan ia akan datang lagi pagi ini. Istirahatlah lagi. Malam masih panjang. lanjutnya.

Ae Rin kembali mengangguk pada Jaejoong dan berkata, Happy New Year... meskipun tadi Jaejoong bilang masih 5 menit lagi baru pergantian tahun. Lalu ia memejamkan matanya lagi. Ia masih terlalu pusing dan kepalanya tidak bisa diajak kompromi untuk terus sadar.


~4th Chapter~

Pagi harinya, Jung Min baru sampai di rumah sakit. Ia sangat capek semalaman, bolak-balik ke rumah Youn Ha dan rumah sakit. Youn Ha sakit dan ia terus menemaninya. Ternyata adiknya juga sakit dan masuk rumah sakit. Dengan buru-buru Jung Min langsung berlari menuju kamar adiknya. Di depan kamar, terlihat 4 orang anggota Dong Bang Shin Ki sedang tidur dan mereka terbangun mendengar suara langkah Jung Min.

Aku sungguh meminta maaf karena telah merepotkan kalian. kata Jung Min sambil menundukkan kepala, nafasnya memburu karena kelelahan.

Tidak apa-apa. Bagaimana pun, kami ikut bertanggung jawab akan adikmu. Kamu pacarnya Choi Youn Ha kan? Pasti kamu sangat repot karena harus menjaga Youn Ha-sshi yang sakit. sahut Yunho. Masuklah, temui adikmu. lanjutnya.

Jung Min pun masuk ke kamar dan melihat Jaejoong tertidur di samping ranjang Ae Rin sementara Ae Rin baru saja membuka matanya.

Jaejoong-sshi... kata Jung Min sambil menyentuh pundak Jaejoong untuk membangunkannya.

Jaejoong pun terbangun dan melihat Ae Rin yang sudah sadar, lalu ia bangkit dari tempat duduknya.

Terima kasih telah menjaga adikku. kata Jung Min penuh terima kasih.

Jaejoong membungkukkan badannya, lalu ia beranjak keluar kamar.

Jung Min menghampiri adiknya lalu berkata, Ae Rin, apa kamu baik-baik saja? Bagian mana yang sakit? Jung Min sangat khawatir dengan Ae Rin.

Tidak apa-apa, oppa. Sudah baikan kok Ae Rin berbohong padahal kepalanya masih terasa sakit.

Syukurlah. Oppa sangat capek semalaman karena menjaga Youn Ha yang sedang sakit. Eh, kamu malah masuk rumah sakit.

Mianhe oppa...

Sudahlah. Sekarang oppa mau menemui dokter dulu. Kamu istirahat saja. kata Jung Min. Lalu ia keluar kamar untuk menemui dokter.

Melihat Jung Min pergi menemui dokter, kelima anggota DBSK masuk untuk menemani Ae Rin.

Bagaimana kabarmu? tanya Yunho.

Sudah baikan. Maaf sudah merepotkan...

Tidak apa-apa kok. kata Junsu.

Oppa ada disini semalaman? Apa tidak menghebohkan rumah sakit? tanya Ae Rin.

Oh, rumah sakit ini tempat kami biasa berobat. Jadi, kehadiran kami disini dirahasiakan. Tenang saja. terang Jaejoong.

Jae-hyung, pulanglah duluan. Istirahatlah hari ini. Kamu kan sudah berjaga semalaman. kata Changmin.

Jaejoong menurutinya lalu ia pulang.

Namamu Ae Rin kan? Kamu beruntung sekali. Jae-hyung tidak pernah bersikap seperti itu kepada perempuan lain. Ia merasa bersalah karena kamu pingsan lagi setelah melihatnya. ujar Yoochun.

Ae Rin terlihat bingung. Apa saja yang terjadi selama aku pingsan? tanyanya.

Ketika kamu tiba-tiba pingsan di ruang latihan, Jae-hyung langsung berlari menahanmu agar tidak jatuh ke lantai. Lalu ia menggendongmu ke ruang ganti dan membaringkanmu di sofa, mencoba menyadarkanmu. Sesaat kamu sempat sadar, tapi setelah melihat mukanya kamu malah pingsan lagi. Karena panik ia langsung membawamu ke rumah sakit. Kami juga sangat panik waktu itu. Lalu, ia menjagamu semalaman di kamar ini. Untung saja jadwal kami sedang kosong untuk malam ini.terang Yunho panjang lebar.

Wajah Ae Rin langsung memerah mendengarnya. Ya Tuhan, Jaejoong-oppa berbuat seperti itu padaku? batinnya.

Kenapa? Kamu demam? tanya Junsu melihat wajah Ae Rin yang memerah dan memegang keningnya.

Mmm.. tidak kok. Aku baik-baik saja. jawab Ae Rin malu-malu.

Oh ya, kami juga membawa serta tasmu kesini. Maaf kalau aku sudah lancang, tapi didalamnya ada tujuh buah kotak kecil yang bertuliskan nama-nama kami. Apa maksudnya? tanya Changmin.

Itu... hadiah dariku dan teman-temanku. Silahkan diambil, oppa. jawab Ae Rin.

Lalu Junsu, Yoochun, Changmin dan Yunho melihat kotak-kotak itu dan mengambil sesuai namanya.

Hei, kenapa hanya aku yang tidak dapat?Yoochun merengut melihat Changmin mendapat 3 buah, Junsu 2 buah, Yunho 1 buah sedangkan Jaejoong mendapat 2 buah.

Hyung mau punyaku? tanya Changmin.

Tapi Yoochun malah mencoba merebut milik Junsu, sementara Junsu tidak mau berbagi. Akhirnya semuanya tertawa melihat tingkah mereka berdua. Ae Rin ikut tertawa, namun ia kembali merasa pusing dan ia memejamkan mata tanpa menghiraukan keributan yang dibuat oleh Yoochun dan Junsu.


~5th Chapter~

Sementara itu, di ruangan dokter...

Dokter, bagaimana keadaan adik saya? tanya Jung Min.

Adik anda baik-baik saja. Ia hanya kelelahan sehingga jatuh pingsan. kata dokter.

Kapan ia bisa pulang?

Hari ini ia boleh pulang. Tapi, tolong biarkan ia beristirahat di rumah selama beberapa hari. ujar dokter.

Baiklah. Terima kasih dok. kata Jung Min sambil berjabatan tangan dengan dokter itu lalu ia kembali ke kamar Ae Rin.

Di kamar Ae Rin, ternyata personil DBSK sudah pulang. Terlihat Ae Rin yang sedang tidur sehingga Jung Min melangkah perlahan menuju sofa di kamar itu, menunggu sampai adiknya bangun dan mengajaknya pulang ke rumah.


***


Keesokan harinya, keenam sahabat Ae Rin datang mengunjungi Ae Rin di rumahnya.

Ae Rin.. kamu sudah sembuh? tanya Sung Hee.

Gimana? Kamu sudah kasih titipannya ke DBSK? tanya Hae Yeo.

Hush! Jangan bilang gitu dong. Kan Ae Rin baru pulang dari rumah sakit. kata Sae Ri.

Sudah baikan kok. Hadiah kalian sudah kuberikan pada DBSK. jawab Ae Rin. Tapi, Yoochun-oppa kasihan sekali tidak mendapat bagian. lanjutnya sambil tersenyum.

Makanya... harusnya kamu kasih hadiahnya ke Yoochun-oppa, Hae In. kata Seul Byul.

Enak saja. Kenapa harus aku? Kan aku suka sama Changmin-oppa, bukannya Yoochun-oppa. balas Hae In.

Suasana menjadi ramai karena keenam sahabatnya itu. Ae Rin sangat senang akan kunjungan mereka karena ia merasa sangat bosan di rumah sendirian. Ia tidak diperbolehkan Jung Min keluar rumah selama beberapa hari.

Eh Ae Rin, kapan kamu bisa ikut kumpul di cafe lagi? Sepi lho ga ada kamu... tanya Jin Ah.

Aku juga tidak tahu. Jung Min-oppa terlalu berlebihan sih, masa mengurung adiknya di rumah. Aku kan sehat-sehat saja. sahut Ae Rin.

Tiba-tiba kepala Ae Rin kembali pusing. Keenam sahabatnya pun pamit pulang untuk membiarkan Ae Rin beristirahat.


***


Dengan cepat waktu berlalu. Sekarang sudah tanggal 20, seminggu lagi Ae Rin akan merayakan ulang tahunnya yang ke 18. ia masih tidak diperbolehkan keluar rumah oleh Jung Min. Hari ini Youn Ha datang ke rumah.

Ae Rin, ini ada surat undangan ke pesta ulang tahun Jaejoong-sshi tanggal 26 nanti untukmu. kata Youn Ha sambil menyerahkan surat undangan itu.

Asyik... pasti aku akan datang. sahut Ae Rin senang.

Tapi kan kamu masih belum sehat, Ae Rin. kata Jung Min.

Oppa, memangnya aku sakit apa? Aku baik-baik saja kok. Bolehin aku pergi sehari saja ya? Kan hari itu juga hari ulang tahunku. Jarang-jarang bisa merayakannya bersama DBSK. mohon Ae Rin.

Tapi... kata Jung Min.

Min~ah, biarkan Ae Rin pergi sehari saja. Aku akan menjaganya disana. kata Youn Ha mencoba membujuk Jung Min.

Ayolah oppa... Boleh ya?? mohon Ae Rin.

Oke. Karena Youn Ha akan menjagamu, kamu boleh pergi. kata Jung Min.

Onnie, gomawo ya.. Ulang tahunku kali ini pasti akan sangat menyenangkan. kata Ae Rin.

Iya. Sekarang kamu istirahat saja. Jangan sampai pada hari H kamu malah sakit lagi. kata Youn Ha sambil merebahkan badan Ae Rin dan menyelimutinya.




~6th Chapter~

Tanggal 26 yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Pesta ulang tahun Jaejoong dimulai pukul 3 sore, jadi sejak pagi teman-teman Ae Rin sudah datang dan mereka mengadakan pesta ulang tahun kecil-kecilan di rumah Ae Rin. Rencana yang telah disusun terpaksa batal karena Ae Rin tidak diperbolehkan keluar rumah. Jam 3 tepat Youn Ha menjemput Ae Rin untuk ke pesta. Ae Rin sempat merasa pusing, namun ia menyembunyikannya dari Youn Ha. Disana sangat ramai. Banyak artis-artis terkenal yang hadir. Namun mata Ae Rin hanya tertuju pada Jaejoong untuk mengucapkan selamat secara langsung.

Jaejoong-sshi... kata Youn Ha memanggil Jaejoong.

Ah. Youn Ha-sshi dan Ae Rin. Kalian juga datang rupanya.

Saengil chukka hamnida Jaejoong-oppa. kata Ae Rin.

Gomawo. Kamu sudah keluar dari rumah sakit? Sudah sembuh ya? tanya Jaejoong.

Sudah. Aku baik-baik saja kok. kata Ae Rin.

Kalau begitu aku permisi dulu ya. Aku masih harus memberi salam pada tamu-tamu lainnya. kata Jaejoong, lalu ia pergi menghampiri tamu lainnya.

Ae Rin dan Youn Ha pun menikmati pesta itu. Youn Ha mengajak Ae Rin menemui beberapa orang yang dikenalnya, namun kepalanya terasa sangat sakit sehingga ia meminta Youn Ha mengantarnya pulang.

Sesampainya di rumah, Ae Rin mencoba istirahat, berharap sakit kepalanya bisa hilang setelah ia tidur. Youn Ha awalnya menemaninya namun karena ada pekerjaan, ia meninggalkan Ae Rin yang sedang tidur.

Jam 7 malam, Jung Min pun pulang. Ia telah ditelepon Youn Ha soal Ae Rin dan ia langsung ke kamar Ae Rin untuk melihat kondisinya. Disana Ae Rin sudah bangun, tapi ia malah muntah-muntah sampai akhirnya ia tidak sadarkan diri. Ae Rin pun dibawa ke rumah sakit...

Ae Rin, kamu baik-baik saja? tanya Jung Min cemas setelah dokter selesai memeriksa adiknya.

Sudah baikan, oppa. Tadi entah kenapa aku malah muntah, padahal tidak terasa mual sama sekali.

Sekarang kamu istirahat saja. Kamu kekurangan cairan karena muntah terus jadi kamu harus diopname beberapa hari disini. kata Jung Min sambil membelai kening Ae Rin.

Ya oppa. patuh Ae Rin, lalu ia pun tidur.

Jung Min-sshi, dokter ingin bertemu dengan Anda. kata perawat yang baru saja masuk ke kamar Ae Rin.

Di ruangan dokter...

Dok, adik saya tidak apa-apa kan? tanya Jung Min.

Tidak apa-apa. Sepertinya pencernaannya terganggu akibat salah makan. jawab dokter.

Baiklah kalau begitu. Terima kasih dokter ujar Jung Min mengakhiri pembicaraan.


***


Keesokan harinya, teman-teman Ae Rin datang menjenguk.

Ae Rin, sudah merasa baikan? tanya Sung Hee.

Ae Rin mengangguk dengan semangat. Iya dong. Aku sudah bosan di rumah sakit. Aku tidak mau lagi masuk kesini. Bau obat-obatan membuatku mual saja. Jung Min-oppa bilang, sore ini aku sudah bisa pulang ke rumah.

Baguslah kalau begitu. Kami akan tetap disini sampai Jung Min-oppa menjemputmu. kata Sae Ri.

Wah hitung-hitung bisa ketemu sama Jung Min-oppa nih.. kata Jin Ah.

Dasar kamu ada-ada saja. Jung Min-oppa sudah punya pacar, tahu! sahut Hae Yeo.

Biarin. Weeg!! balas Jin Ah sambil mencibir Hae Yeo.

Weeg!!balas Hae Yeo.

Hae Yeo cemburu nih ye.. balas Jin Ah.

”Enak aja!” timpal Hae Yeo.

“Ssst..!! Harap tenang!” tegur perawat yang mendatangi kamar itu karena suara rebut-ribut yang terdengar sampai ke luar.

Kontan tujuh sahabat itu tertawa diam-diam. Mereka melanjutkan pertengkaran lagi, tapi kali ini dengan suara yang kecil.

Kepala Ae Rin tiba-tiba terasa sakit. Rasa sakit yang sangat menusuk kepalanya. Ia memegangi kepalanya, menahan sakit sampai ia menangis. Teman-teman Ae Rin melihatnya cemas, lalu memanggil perawat.

Mereka pun terpaksa pulang karena diusir oleh perawat. Lagipula, dokter sedang sibuk memeriksa Ae Rin dan memberi obat penahan sakit padanya.


***


Sesuai janji, Jung Min datang ke rumah sakit setelah pulang kerja untuk menjemput Ae Rin. Namun ketika ia sampai di kamar Ae Rin, terlihat Ae Rin mengenakan selang oksigen dan jarum infus yang menusuk tangannya bertambah.

Suster, apa yang terjadi pada adik saya? Bukankah ia seharusnya bisa pulang hari ini? tanya Jung Min pada perawat yang sedang mengontrol kondisi Ae Rin.

Tadi adik anda tiba-tiba menderita sakit kepala sampai ia sangat kesakitan lalu pingsan. Oh ya, dokter ingin bertemu dengan Anda secepatnya. jawab perawat itu.

Apa? Baiklah saya permisi dulu. sahut Jung Min lalu ia segera pergi ke ruangan dokter.

Di ruangan dokter..

Ah, Jung Min-sshi. Baguslah anda cepat datang. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan. kata dokter begitu melihat Jung Min masuk ke ruangannya.

Ada apa dengan adik saya, dok? tanya Jung Min.

Sebelumnya, dimana orang tua anda? Saya juga perlu menemui mereka karena hal ini sangat penting.

Orang tua saya masih berada di Jepang. Ada apa sebenarnya sampai begitu penting?

Begini, adik anda tadi terserang sakit kepala yang sangat menyiksanya. Saya sudah memberi obat penahan rasa sakit padanya. Tapi, saya ingin ia terus diopname di rumah sakit karena saya menemukan beberapa kejanggalan mengenai kondisi adik anda. Sebelumnya adik anda juga muntah-muntah tanpa rasa mual, bukan? Dua gejala itu membuat diagnosa saya mengarah pada penyakit tumor otak. jelas dokter.

Jung Min terdiam. Ia sangat shock mendengar diagnosa dokter itu.

Adik anda belum tentu menderita tumor otak. Saya ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan dugaan saya salah atau benar. Jadi, saya mohon kerjasama dari pihak keluarga.

Baiklah, dokter. Saya akan segera meminta orang tua saya kembali ke Seoul. Lakukan saja pemeriksaan itu, apa pun jenisnya, demi kesehatan adik saya. kata Jung Min pada akhirnya.

Baiklah kalau begitu. Saya juga berharap hasil pemeriksaan akan cepat keluar sehingga semuanya menjadi jelas.

Terima kasih dokter.Jung Min keluar dari ruangan dokter dengan langkah lunglai. Ia sangat shock. Perkataan dokter tadi sungguh tidak masuk akal. Ia yakin kalau adiknya baik-baik saja. Ae Rin masih muda, baru berumur 18 tahun, tidak mungkin ia bisa terkena penyakit parah seperti itu...

Lalu Jung Min kembali ke kamar dimana Ae Rin dirawat. Ia duduk di kursi di sebelah tempat tidur Ae Rin, menggenggam tangannya sambil menatap selang oksigen dan jarum infus yang terlihat menyakitkan.

Ae Rin, semoga kamu tidak apa-apa...


~7th Chapter~

Sudah seminggu Ae Rin dirawat di rumah sakit. Hampir setiap hari teman-temannya menjenguk. Sesekali Dong Bang Shin Ki juga datang karena pemberitahuan dari Youn Ha. Semuanya selalu menghibur Ae Rin, terutama Jaejoong. Ia terlihat sangat khawatir pada Ae Rin. Sepertinya ia merasa bersalah telah membuat Ae Rin masuk rumah sakit pertama kali. Setiap jam berkunjung habis dan teman-temannya pulang, Jaejoong selalu mencari-cari alasan untuk dikatakan pada perawat agar ia bisa tetap tinggal menemani Ae Rin meskipun ia sedang sibuk dengan jadwal Dong Bang Shin Ki yang padat.

Sebenarnya, sesekali Ae Rin masih sakit kepala dan muntah-muntah. Tapi ia selalu menahannya sampai Jung Min dan Jaejoong pulang. Ia juga minta pada perawat agar tidak memberitahu Jung Min.

Hari ini, ketika Jung Min dan Jaejoong sedang menemani Ae Rin, perawat memanggil Jung Min untuk menemui dokter. Ia pun pergi ke ruangan dokter sementara Jaejoong menemani Ae Rin.

Di ruangan dokter...

Ada apa dokter ingin menemui saya?

Orang tua anda belum datang?

Belum dok. Masih ada urusan penting yang harus mereka kerjakan di Jepang.

Jung Min-sshi, saya harus segera menemui orang tua anda karena hasil pemeriksaan adik anda sudah keluar.

Apa hasilnya? Ae Rin sehat-sehat saja kan?

Hasilnya positif... kata dokter pelan-pelan agar tidak mengejutkan Jung Min.

Jung Min terdiam selama beberap saat. Positif? Apakah itu artinya Ae Rin benar-benar menderita tumor otak?

Benar.

A-adakah cara untuk mengobatinya?

Tumor ini berada pada bagian fosa posterior. Tumor dapat disembuhkan dengan metode radioterapi, namun sifat metastasis tumor ini akan menyulitkan penyembuhan. Tapi, saya sarankan agar kita melakukan radioterapi karena tumor ini masih belum terlalu menyebar. Dengan kata lain, tumor ini termasuk tumor ganas atau dapat pula disebut kanker otak, tapi bila dideteksi secara dini, kemungkinan sembuh akan semakin besar.

Radioterapi?

Radioterapi merupakan cara pengobatan dengan menyinari bagian tubuh tertentu, dalam kasus ini adalah otak, untuk mengahancurkan sel-sel limfoma atau sel-sel kanker. Metode ini tidak menyebabkan rasa sakit dan pasien tidak harus dirawat di rumah sakit. Pasien hanya perlu menjalaninya lima kali seminggu, selama 2-6 minggu tergantung kondisi pasien. Tetapi ada beberapa pasien yang memilih untuk tetap tinggal di rumah sakit.

Apa ada efek sampingnya?

Karena pengobatan dilakukan pada sel otak, dengan kata lain di kepala, maka akan terjadi kerontokan rambut. Sayangnya, pengobatan di kepala akan membuat rambut tidak tumbuh lagi. Kadang-kadang, kulit di atas sel kanker yang diobati mengalami luka bakar karena radiasi, menjadi merah dan nyeri. Selain itu, banyak orang merasa lelah dan lesu saat menjalani radioterapi dan jumlah sel darah putih dalam darah mereka mungkin menurun, sehingga pasien lebih rentan terhadap infeksi selama pengobatan. Pasien juga akan mengalami mual dan muntah, mulut atau tenggorokan nyeri dan kesulitan menelan, lelah dan lesu, sariawan dan diare. jelas dokter.

Dokter, lakukan saja apa pun yang terbaik demi kesembuhan Ae Rin. Ia dirawat di rumah sakit saja. Tapi tolong jangan katakan pada Ae Rin. Saya tidak ingin ia bersedih.

Tapi, Jung Min-sshi, pasien harus mengetahuinya mengingat efek samping yang ditimbulkan akan sangat menyiksanya.

Tolonglah, dokter. Nanti saya akan mencoba memberitahu padanya pelan-pelan.

Baiklah. jawab dokter itu setelah berpikir beberapa saat.

Terima kasih, dokter. Saya permisi dulu.

Jung Min keluar dari ruangan dokter dengan langkah berat. Ia sangat shock dan sedih. Ia tidak tega membayangkan Ae Rin menderita akibat efek samping pengobatannya, namun demi kesembuhan Ae Rin, apa pun akan dilakukannya. Ia pun menepon orang tuanya untuk segera kembali ke Seoul dan menceritakan semua yang terjadi, lalu ia juga menghubungi Youn Ha.

Jae-oppa, kok Jung Min-oppa lama sekali? tanya Ae Rin yang masih mengenakan selang oksigen.

Sebentar ya, oppa cari Jung Min-oppa dulu. sahut Jaejoong lalu ia keluar kamar mencari Jung Min.

Ia mencari Jung Min di sekitar ruangan dokter dan menemukannya sedang menelepon.

Youn~ah, Ae Rin... ia terkena kanker otak... suara Jung Min yang sedang menelepon itu terdengar jelas di telinga Jaejoong.

Jaejoong segera menghampiri Jung Min.

Jung Min-sshi, apa yang terjadi? Ae Rin terkena kanker otak?!

Jung Min yang menyadari kehadiran Jaejoong segera menutup teleponnya.

Apa? Kamu salah dengar. Aku tidak bilang seperti itu. Aku bilang...

Aku tidak salah dengar! Tolong katakan yang sebenarnya, Jung Min-sshi! cecar Jaejoong.

Memang apa urusannya denganmu? Kenapa aku harus memberitahu padamu?

Karena...karena.......karena aku mencintai Ae Rin.. jawab Jaejoong terbata-bata sambil memalingkan wajahnya dari Jung Min.

Cinta? Tidak usah mencintai Ae Rin! Ia akan menjadi gadis tidak berambut, menderita akan terapi pengobatannya! teriak Jung Min sambil mencekal baju yang dikenakan Jaejoong.

Apa!?

Tiba-tiba seorang perawat datang menghampiri mereka dan berkata, Jung Min-sshi, adik anda...

Seketika Jung Min diikuti Jaejoong berlari menuju kamar Ae Rin. Disana, Ae Rin sedang muntah-muntah berulang kali sampai nafasnya terengah-engah dan terbatuk. Lalu Ae Rin memekik keras sambil memegang kepalanya.

Aaaargh...sakit...sakit.... teriak Ae Rin berulang-ulang.


***


Ae Rin sudah kembali tenang. Ia sekarang sedang tidur setelah diberi obat penahan sakit oleh dokter.

Jung Min menghampiri dokter yang baru akan keluar dari kamar Ae Rin. Dok, kenapa tiba-tiba penyakit Ae Rin kumat? Selama ini...

Ae Rin menyembunyikan rasa sakitnya dari kalian.

Apa?!

Ya. Setiap sebelum kalian datang, Ae Rin selalu minta obat penahan sakit lebih banyak agar ia tidak terlihat sakit. Tetapi setelah kalian pulang pada malam hari, ia selalu merasa sakit kepala dan muntah-muntah seperti yang kalian lihat tadi. Ia sangat menderita. Tadi pagi sebelum kalian datang, ia bilang keadaannya sangat baik hari ini dan ia tidak meminta obat penahan sakit. setelah berkata demikian, dokter pun meninggalkan mereka.

Jaejoong sangat shock. Ia menangis di luar, meninju tembok berulang kali sambil menyesali tindakannya selama ini. Ia tidak sungguh-sungguh menjaga Ae Rin, perempuan yang dicintainya, dan secara tidak langsung membuat Ae Rin lebih menderita.

Jung Min hanya bisa bersandar ke dinding sebelum akhirnya tubuhnya merosot ke lantai. Ia termenung sementara air matanya sudah mengering. Ia sudah tidak mampu menangis lagi.

Credit info @ www.pjnhk.go.id, http://efekbestral2007.blogspot.com/, dan www.c3friends.com




~8th Chapter~

Youn Ha pun sampai di rumah sakit..

Min~ah, apa yang terjadi? Tiba-tiba telepon darimu terputus saat kamu bilang... Ah, Jaejoong-sshi. Annyeong haseyo.

Jaejoong membalas salam Youn Ha dengan membungkukkan badan sebentar lalu ia masuk ke kamar Ae Rin.

Min~ah... ceritakan padaku apa yang terjadi...

Ae Rin...Ae Rin... Ia menderita kanker otak.

Apa? Kenapa bisa begitu?

Lalu Jung Min pun menceritakan seluruh kejadian hari ini pada Youn Ha. Mendengarnya, Youn Ha shock lalu ia menangis sambil memeluk Jung Min.

Beberapa saat kemudian, Jung Min dan Youn Ha masuk ke kamar Ae Rin. Ae Rin baru sadar. Ia terkejut melihat Jaejoong sedang menatapnya.

Oppa...

Ae Rin, sudah merasa baikan? tanya Jaejoong.

Ae Rin mengangguk lemah. Apa tadi...oppa mengetahuinya?

Kenapa kamu menyembunyikannya selama ini? Hatiku terasa sangat sakit, Ae Rin, saat melihat penderitaanmu tadi. sahut Jaejoong sambil mendekap tangan Ae Rin lalu menyentuhkan ke wajahnya.

Jung Min-oppa, apa yang terjadi padaku? Aku sudah tidak tahan lagi... kata Ae Rin sambil meneteskan air mata.

Ae Rin, kamu menderita...

Min~ah, jangan katakan sekarang! potong Youn Ha.

Ia harus tahu! Ini menyangkut kesehatannya sendiri dan ia harus tahu yang sebenarnya! teriak Jung Min. Ae Rin, dokter bilang kamu menderita kanker otak. Kanker itu bisa diobati dengan terapi, namun efek sampingnya...

Oppa...oppa bohong kan?? Tidak mungkin...aku hanya kecapekan.. mungkin aku hanya kurang istirahat.. Oppa jahat! Oppa jahat! Jahat! teriak Ae Rin sekeras mungkin yang ia bisa, lalu ia terbatuk-batuk dan merasa sakit lagi di kepalanya. Aaargh... sakit...sakit oppa...

Jung Min segera memanggil dokter. Ae Rin kembali tenang dan tertidur lagi dengan air mata yang mengering.

Jung Min-sshi, Jaejoong-sshi, tolong jaga emosi Ae Rin. Emosinya yang tiba-tiba memuncak akan membuat sakit kepalanya kumat.

Tadi saya hanya memberitahukan penyakitnya seperti yang dokter katakan. kata Jung Min.

Bukankah Anda yang meminta saya untuk menyembunyikan penyakitnya?

Saya tidak tahu..Mungkin saya juga sakit, dokter. Sama seperti Ae Rin! teriak Jung Min histeris.

Jung Min-sshi, anda sama sekali sehat. Anda tidak sakit. Adik andalah yang sakit. Tolonglah berusaha tabah. Tindakan Anda yang seperti ini malah akan membebani Ae Rin dan semua orang. kata dokter sambil menepuk pundak Jung Min lalu ia pergi.

Min~ah... Youn Ha kembali memeluk Jung Min berusaha menenangkan kekasihnya itu.

Jaejoong hanya bisa diam. Ia tidak tahu apa yang dapat ia lakukan. Namun ia bertekad untuk terus menemani Ae Rin selamanya.


***


Ketika sadar, Ae Rin hanya melamun. Ia tidak menggubris semua perkataan Jaejoong. Ya Tuhan, mengapa semua ini terjadi padaku? batinnya. Ia tidak perlu bertanya pada Jung Min tentang penyakitnya karena ia sudah mempelajarinya di sekolah, termasuk cara pengobatan dan efek samping yang ditimbulkannya. Terapi pengobatan kanker otak bisa menyebabkan kebotakan...

Jaejoong sangat khawatir karena Ae Rin tidak merespon perkataannya. Ia selalu mencoba mengajak Ae Rin bicara.

Ae Rin, apa kamu tahu? Tadi Junsu dan Yoochunnie bertengkar lagi gara-gara Junsu tidak mau meminjamkan bola kesayangannya. cerita Jaejoong mencoba menghibur Ae Rin. Biasanya Ae Rin akan ikut tertawa ketika mengetahui kekonyolan yang dilakukan anggota DBSK. Namun kali ini Ae Rin sama sekali tidak tertawa, bahkan tersenyum pun tidak. Tiba-tiba mulut Ae Rin pun mengeluarkan suaranya.

Oppa, apa aku akan mati?Air mata mulai membasahi pipinya.

Tidak, Ae Rin. Kamu akan sembuh. Dokter bilang, sel-sel kanker belum menyebar jadi peluang untuk sembuh akan semakin besar.

Sembuh? Dengan terapi?

Ya. Kamu akan menjalaninya selama beberapa minggu, lalu kamu akan sembuh.

Terapi itu... akan membuat kepalaku botak kan? Aku tidak mau...tidak mau... Ae Rin terisak.

Ayolah, Ae Rin... Hanya dengan cara itu kamu bisa sembuh..

Tidak..! Aku tidak mau! Tidak... Ae Rin pingsan.

Jaejoong panik dan segera memanggil dokter. Bagaimana Ae Rin bisa sembuh kalau ia menolak pengobatan?

Hari-hari selanjutnya bagaikan neraka bagi Ae Rin. Penyakitnya makin sering kumat sehingga semua orang termasuk kedua orang tuanya yang kembali ke Seoul semakin bersedih, apalagi karena ia tidak mau menjalani terapi.

Semua orang pun mencoba membujuknya, tapi mereka makin tidak tega karena setiap kali Ae Rin dibujuk, penyakitnya kembali kumat.


~9th Chapter~

Suatu hari, 1 bulan setelah vonis penyakitnya...

Oppa, aku akan menjalani terapi itu. kata Ae Rin tiba-tiba pada Jung Min yang menungguinya sementara Jaejoong pergi untuk makan.

Benarkah? Terima kasih, Ae Rin. Oppa yakin, kamu akan cepat sembuh. Oppa kasih tahu dokter dulu ya. Tunggulah sebentar sampai Jaejoong kembali. kata Jung Min.

Jung Min pun memberitahu dokter kabar baik ini. Tapi, ketika ia sedang berbicara dengan dokter mengenai prosedur pengobatan, perawat memanggil mereka karena sesuatu terjadi pada Ae Rin.

Di kamar, Ae Rin menjerit-jerit kesakitan dan berkata kalau ia tidak bisa melihat apa-apa. Setelah dokter menenangkannya, ia kembali berbicara pada Jung Min.

Jung Min-sshi, terapi harus segera dilakukan. Ae Rin mulai kehilangan kemampuan melihatnya, dan ini berarti kankernya sudah menyebar ke bagian lobus optik tempat mengatur penglihatan

Baiklah dokter. Segera lakukan apapun itu.

Jung Min-sshi, ada apa? tanya Jaejoong yang baru saja kembali.

Ae Rin akan menjalani terapi. Ia sudah menyetujuinya.

Ae Rin pun menjalani terapi dengan dukungan penuh dari keluarga dan teman-temannya. Jung Min, orang tuanya dan Jaejoong selalu menemaninya.

Perlahan-lahan, efek samping yang ditimbulkan dari terapi itu mulai terasa. Rambut Ae Rin mulai rontok, sering merasa mual lalu muntah-muntah. Jaejoong pun memberi Ae Rin beannie untuk menutupi kepalanya yang mulai botak. Di minggu ketiga pengobatan, Ae Rin mulai tidak bisa menelan sehingga ia dipasangi selang makanan di hidungnya.

Ia juga sering terkena demam dan di saat sedang demam inilah ia makin tersiksa karena sakit kepalanya semakin menjadi-jadi.


***


Setelah 3 bulan menjalani terapi, yang membuatnya tidak bisa sekolah lagi, perlahan-lahan kondisi Ae Rin mulai membaik. Sakit kepalanya mulai berkurang dan penglihatannya kembali normal meskipun efek samping terapi masih dirasakannya.

Ae Rin, bila kondisimu terus membaik, maka dalam waktu dekat kamu bisa pulang ke rumah. Dengan kata lain, kamu sudah sembuh. kata dokter setelah memeriksa Ae Rin.

Ae Rin tersenyum lemah. Terima kasih, dokter.

Semua orang yang mendengarnya merasa sangat senang, begitu pula dengan Jaejoong. Selama tiga bulan terakhir, ia sering absen dari kegiatan DBSK demi menemani Ae Rin.

Benar saja, dalam dua minggu, Ae Rin sudah benar-benar sehat. Ia pun pulang ke rumahnya diantar oleh Jaejoong yang ngotot ingin mengantarkan Ae Rin padahal seharusnya orang tua Ae Rin dan Jung Min yang menemaninya. Di tengah perjalanan pulang, mobil Jaejoong berhenti di sebuah taman. Ia membantu Ae Rin keluar dari mobil lalu mereka berdua duduk di bangku taman.

Oppa, kenapa kamu membawaku kesini? tanya Ae Rin sambil melihat air mancur di tengah taman.

Ae Rin, cheongmal saranghae... kata Jaejoong sambil menatap Ae Rin dan memegang tangannya. Maukah kamu menjadi pacarku?

T-t-tapi...oppa, aku tidak layak untukmu. Aku hanya gadis botak penyakitan, sedangkan kamu adalah artis terkenal.

Tidak apa-apa, Ae Rin. Aku menerimamu apa adanya. Aku rela membuang pekerjaanku untuk terus bersama denganmu.

Ae Rin tidak menjawab. Kepalanya menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang merah padam.

Maukah kamu menjadi pacarku, Park Ae Rin? Jaejoong mengulang kembali pertanyaannya, sambil mengangkat dagu Ae Rin dengan tangannya.

I-i-iya... jawab Ae Rin sambil menganggukkan kepalanya malu-malu.

Gomawo, Ae Rin…” ujar Jaejoong, lalu ia mencium bibir Ae Rin perlahan.

Jae-oppa…”

Eits, jangan memanggil aku oppa lagi.

Baiklah. Jae~ah...

Begitu lebih baik. Kenapa? Apa kamu merasa sakit lagi?

Tidak.. hanya.. aku mau kamu kembali menjadi DBSK yang dulu. Pasti teman-temanmu sangat merindukanmu.

Baiklah. jawab Jaejoong dengan patuh.

Jaejoong pun mengantarkan Ae Rin pulang




~10th Chapter~

Satu setengah tahun berlalu. Sekarang Ae Rin sudah kuliah di Universitas Seoul sambil terus menjalin hubungan dengan Jaejoong. Entah karena sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya atau karena sebab lain, Ae Rin sering merasa pusing. Namun ia yakin penyakitnya sudah sembuh total sehingga ia tidak menceritakannya pada seorang pun termasuk Jaejoong.

Pada tanggal 26 Januari, Ae Rin dan Jaejoong yang berulang tahun pada hari yang sama merayakannya bersama-sama. Diadakan pesta meriah untuk mereka. Namun, setelah meniup lilin ulang tahun berdua bersama Jaejoong, kepala Ae Rin kembali terasa sakit. Rasa sakit yang sama seperti yang dirasakannya dulu. Ia benar-benar kesakitan sampai jatuh pingsan. Pesta pun dihentikan. Jaejoong segera membawa Ae Rin ke rumah sakit. Jung Min, orang tua Ae Rin dan teman-temannya juga ikut.

Setelah selesai memeriksa Ae Rin, dokter berkata, Sakit kepala yang dirasakannya bukan sakit kepala biasa. Saya khawatir penyakitnya kembali kambuh. Bila penyakitnya benar-benar muncul lagi, ini menandakan bahwa kankernya sudah stadium lanjut dan ia tidak bisa ditolong lagi.

Semua orang shock mendengarnya. Suara isak tangis pun pecah di ruang tunggu itu. Setelah keadaan kembali tenang, semuanya pulang kecuali Jaejoong yang ingin menjaga Ae Rin.

Ae Rin pun kembali dirawat di rumah sakit. Semua rasa sakit yang dulu pernah dirasakannya kembali terulang, bahkan lebih parah dan menyiksa. Jaejoong selalu menemani dan menguatkan Ae Rin di kala penyakitnya kambuh.


***


Sudah hampir satu tahun Ae Rin kembali sakit. Kini kondisi Ae Rin benar-benar parah. Sakit kepalanya selalu menyiksanya sampai ia pingsan, matanya sudah tidak bisa melihat dan ia tidak bisa berjalan lagi. Badannya sudah mati rasa dan lumpuh. Untuk berbicara pun sangat sulit. Ia dipasangi selang oksigen dan mesin EKG untuk melihat detak jantungnya, ditambah dengan selang makanan di hidungnya.

Sekarang tanggal 31 Desember. Semua orang dekatnya berkumpul di rumah sakit untuk merayakan tahun baru.

Hei, Ae Rin. Kamu ingat? Di hari yang sama dua tahun lalu kita pertama kali bertemu. kata Jaejoong sambil menatap Ae Rin yang tergolek lemah di tempat tidur.

Kepala Ae Rin mengangguk perlahan. Meskipun ia sudah tidak bisa melihat, tapi ia dapat mengenali suara Jaejoong, orang yang sangat dicintainya.

Ayo semuanya bersiap. Lima menit lagi tahun baru. kata appa Ae Rin.

Semua yang hadir, orang tua Ae Rin, Jung Min, Youn Ha, enam teman-teman Ae Rin, semua personil DBSK serta dokter yang selama ini merawat Ae Rin berkumpul disini. Satu menit lagi... kata Jung Min.

Lima.. kata amma Ae Rin.

Empat.. kata dokter.

Tiga.. kata Sung Hee.

Dua.. kata Jung Min.

Satu.. kata Jaejoong.

”Happy New Year!” sahut semuanya serempak.

Sementara itu, Ae Rin merasa sesak nafas. EKG di sebelahnya sudah berbunyi menunjukkan bahwa ia sedang kritis. Dokter pun dengan cepat memanggil perawat, memasang masker oksigen pada Ae Rin lalu mencoba menolongnya.

Semua orang diminta perawat untuk keluar dari kamar. Jaejoong tidak rela meninggalkan Ae Rin, tapi ia ditarik oleh Yunho sehingga ia terpaksa keluar, lalu pintu kamar Ae Rin pun ditutup.

Jaejoong bersandar di pintu, berdoa bersama yang lain untuk keselamatan Ae Rin.

Setelah beberapa menit, samar-samar telinga Jaejoong mendengar suara piip yang lama dari dalam kamar Ae Rin. Lalu dokter pun keluar, semua yang ada disana menatap dokter penuh harap, namun dokter menggelengkan kepalanya.

Jaejoong langsung berlari ke arah Ae Rin. Mata Ae Rin terpejam, semua alat bantu pernafasan sudah dilepas dan wajahnya tersenyum, terlihat damai.

Ae Rin.................!! teriak Jaejoong histeris.

Suara isak tangis terdengar setelah itu, sepanjang malam itu. Malam dimana seharusnya semua orang bersenang-senang, makan bersama keluarga dan tertawa gembira menyambut datangnya tahun baru...




~Special Chapter~

Words


Hari ini, tanggal 1 Januari 2013, peringatan 1 tahun kepergian Ae Rin. Di nisannya tertulis:

~RIP~

Park Ae Rin

Lahir 26 Januari 1992

Wafat 1 Januari 2012


Sejak tengah malam, sekitar jam 12 tepat saat pergantian tahun, Jaejoong sudah berada di makam Ae Rin. Ia duduk menatap nisan itu dengan tatapan kosong. Sesekali ia terpaksa berdiri ketika ada kunjungan dari orang tua Ae Rin, teman-teman Ae Rin dan berapa orang lainnya. Personil DBSK yang lain juga datang, membawakan makanan dan menemani Jaejoong selama beberapa jam, lalu pulang meninggalkan Jaejoong disana. Lalu Jung Min dan Youn Ha pun datang.

Jaejoong, aku menemukan ini di dalam laci meja di sebelah tempat tidur Ae Rin di rumah sakit. kata Jung Min sambil menyerahkan sebuah diary bersampul ungu yang agak kusam pada Jaejoong.

Aku terus menympannya selama setahun ini, membacanya, dan kupikir kau juga harus membacanya. Kukira Ae Rin akan merasa senang bila diary ini disimpan olehmu.

Jaejoong mengambilnya, lalu membuka halaman pertama. Disana tertempel sebuah foto bayi yang sangat lucu. Di bawahnya tertulis: The Story of My Life dengan tinta pink.

Ada pula tulisan-tulisan yang diberi panah ke arah foto untuk menjelaskan foto itu, seperti Ae Rin waktu masih bayi nih ataupun Foto yang kuambil diam-diam dari album foto keluarga.

Jaejoong tersenyum. Jung Min dan Youn Ha pun pulang. Ia membalik halamannya, membaca tulisan itu satu per satu.


26 Januari 2007

Saengil Chukae Park Ae Rin!! Hari ini aku berulang tahun ke 16. Diari ini kudapat dari Jung Min-oppa sebagai hadiah ulang tahun. Ah, sudah lama aku melihat diari ini di toko buku. Berwarna ungu, warna kesukaanku. Aku tidak menyangka Jung Min-oppa akan memberikannya sebagai hadiah. Baiklah, bersiap-siaplah, diari! Aku akan memenuhimu dengan tulisanku mulai saat ini!


Maret 2007

Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA. Di upacara penerimaan, aku sempat sedih karena tidak punya teman. Namun aku bertemu dengan seorang perempuan bernama Park Sung Hee dan ia sekelas denganku. Ternyata margaku sama dengannya. Semoga kami bisa berteman baik!


April 2007

Hari ini, aku menonton artis favorit Sung Hee di MBS. Hei, siapa pria itu ? Suaranya sangat merdu


Mei 2007

Kim Jaejoong! Itu namanya! Dari Sung Hee, aku mulai mengenal grup Dong Bang Shin Ki yang sangat terkenal di Korea. Mereka sudah debut sejak 2004, tapi aku sama sekali tidak tahu. Kau tau? Sejak kecil aku tinggal di Jepang. Setahun yang lalu aku baru saja pindah ke Korea. Tapi, orang tuaku sangat sibuk sehingga meninggalkan aku dan Jung Min-oppa di rumah halmuni. Jadi, ga seharusnya Sung Hee tadi meledekku sebagai orang kuper kan? Lihat saja, besok aku akan menjelaskan padanya agar aku tidak diledek lagi.


Juni 2007

Sekarang aku mendapat teman-teman baru. Ada Shin Sae Ri yang sangat baik, Seo Hae Yeo yang suka ceplas-ceplos dan luar biasa heboh, Lee Hae In dan Hwang Seul Byul yang selalu bersama-sama, dan Nam Jin Ah yang sangat lucu. Kami bertujuh berjanji akan selalu bersama-sama. Eh, asal kau tahu saja, awal persahabatanku dengan mereka semua karena kami sama-sama menyukai Dong Bang Shin Ki!


Agustus 2007

Halmuni...mengapa kau pergi begitu cepat? Semoga kau diterima disisi-Nya. Aku sayang padamu...

Sekarang aku dan Jung Min-oppa tinggal berdua saja. Appa dan umma sempat pulang, tapi setelah membeli rumah baru untuk kami berdua, mereka kembali ke Jepang. Appa...umma...Ae Rin kangen....


Jaejoong berhenti dan melihat keadaan sekeliling. Ternyata hari sudah mulai gelap. Ia pun menutup diari Ae Rin lalu menuju ke mobilnya untuk pulang.

Sesampainya di apartemen, ia mandi, memasak makanan, makan, lalu masuk ke kamarnya dan Yoochun. Yoochun belum pulang, jadi Jaejoong melanjutkan membaca diari itu...


26 Januari 2008

Saengil Chukae, Ae Rin! Saengil Chukae juga, Jaejoong-oppa! Aku senang sekali karena ternyata aku berulang tahun di hari yang sama dengan Jaejoong-oppa. Hari ini aku mencoba membuat kue ulang tahun untuk Jaejoong-oppa, namun gagal. Tapi, ternyata teman-temanku datang ke rumah dan membawakan kue ulang tahun bertuliskan ”Happy Birthday Ae Rin & Jaejoong”. Aku senang sekali. Sungguh ulang tahun yang menyenangkan!


Jaejoong membalik halaman-halaman diari itu. Ia penasaran, ingin segera membaca bagian yang menarik dan menyelesaikannya sebelum Yoochun pulang.


10 Oktober 2008

Aish, kenapa pagi ini kepalaku terasa sangat pusing? Jung Min-oppa sempat melarangku pergi ke sekolah, namun aku tetap pergi karena hari ini ada ujian Biologi. Aku sudah belajar mati-matian semalaman dan jangan sampai usahaku sia-sia. Aku tidak mau ikut ujian susulan karena soalnya pasti lebih sulit! Untung saja saat ujian akan dimulai, kepalaku sudah tidak sakit lagi. Hmm, aku optimis dengan jawabanku tadi! Semoga saja nilaiku bagus.


15 November 2008

Hari ini, Jung Min-oppa bercerita kalau pacarnya adalah staff Dong Bang Shin Ki! Aku tadi menyembunyikan perasaan senangku pada Jung Min-oppa. Hei, apakah aku bisa menitipkan sesuatu untuk diberikan pada Jaejoong-oppa?


20 Desember 2008

Hari ini, aku minta pada Jung Min-oppa untuk mempertemukan aku dengan pacarnya. Ssst, aku sudah menyiapkan syal untuk Jaejoong-oppa! Selama satu bulan ini aku merajutnya serapi mungkin. Kuharap Jaejoong-oppa akan senang menerimanya.


Jaejoong berhenti sejenak. Ia beranjak menuju lemari pakaiannya, lalu mengambil syal yang dibuat oleh Ae Rin. Ia memeluk syal itu, menghirup aromanya seakan-akan ia dapat merasakan aroma tubuh Ae Rin yang sangat dicintainya. Lalu ia kembali duduk di tempat tidurnya, bersandar pada bantal lalu melanjutkan membaca...


30 Desember 2008

Hari ini aku bertemu dengan teman-temanku. Tapi, aku terpaksa pulang duluan karena tidak enak badan. Kepalaku pusing. Entah mengapa, beberapa bulan terakhir ini kepalaku sering sekali terasa pusing. Ada apa denganku?


31 Desember 2008

Hari ini hari terakhir di tahun 2008. Tahu tidak? Semalam, Youn Ha-onnie meneleponku dan menawarkan untuk melakukan pekerjaannya sebagai staff DBSK malam ini saja karena ia sedang sakit. Kya~! Tentu saja aku menyanggupinya. Ini adalah kesempatan langka! Youn Ha-onnie, terima kasih ya. Cepat sembuh. <3


1 Januari 2009

Happy New Year! Aku baru saja sampai di rumah. Semalam, aku dirawat di rumah sakit karena pingsan setelah bertemu dengan Dong Bang Shin Ki! Ya Tuhan aku sampai harus berusaha keras agar jantungku tidak melompat keluar saat bisa bertemu dengan mereka dan mengobrol dengan mereka. Selain itu, meskipun pergantian tahunku harus dilewati di rumah sakit, tapi aku melewatkannya bersama Jaejoong-oppa! Jaejoong-oppa, saranghae... Mianhe sudah merepotkanmu semalam...


Jaejoong berhenti sejenak. Air mata sudah meleleh di pipinya. Ia mengingat-ingat kejadian itu, saat ia masuk ke ruang latihan dan melihat Ae Rin, Ae Rin pingsan.

Lalu ia menyadari, sejak melihat Ae Rin di ruang latihan itu... menggendongnya...mencoba menyadarkannya...sampai menemaninya semalaman di rumah sakit...itulah awal perasaan cinta Jaejoong pada Ae Rin. Ia tidak pernah melakukan tindakan seperti yang dilakukannya pada Ae Rin sebelumnya.

Ae Rin, kau dengar? Aku sudah menyukaimu sejak pertemuan kita di ruang latihan.. gumam Jaejoong.


2 Januari 2009

Sebal!

Bosan!!!

Kenapa Ae Rin tidak boleh keluar rumah? Padahal Sung Hee ingin mengajakku menonton bersama. Huuh! Jadinya mereka datang ke rumah deh.

Ano..kenapa dengan kepalaku ini??


10 Januari 2009

Bosan T_____________T

Aargh, rasanya kepala ini mau pecah saja!


20 Januari 2009

Hei, kau tahu? Youn Ha-onnie tadi datang dan memberiku surat undangan pesta ulang tahun Jaejoong-oppa! Aku senang sekali. Aku masih ingin bertemu dengannya...untung saja Jaejoong-oppa tidak melupakan aku. Tadinya Jung Min-oppa bersikap menyebalkan dengan melarangku pergi, tapi untung saja Youn Ha-onnie mau menemaniku pergi sehingga Jung Min-oppa menyerah. Oppa menyebalkan!

Uh, aku benar-benar benci dengan rasa sakit ini!


25 Januari 2009

Hei, sebentar lagi aku berulang tahun!! Tidak sabar rasanya membayangkan hari esok. Pasti akan sangat menyenangkan!!

Kepalaku...tolong jangan bawel ya besok...


26 Januari 2009

Saengil Chukae...Ae Rin dan Jaejoong-oppa \^.^/

Aku sempat berpikir... beda umur 6 tahun itu bukan masalah, bukan?

Teman-temanku datang... lagi-lagi mereka membawa kue bertuliskan Happy Birthday Ae Rin & Jaejoong. Aku senang sekali, tapi aku lebih tidak sabar untuk datang ke pesta Jaejoong-oppa! Onnie menjemputku. Disana aku berhasil mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung! Yah, meskipun Jaejoong-oppa tidak mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tidak apa-apa. Toh ia kan tidak tahu kalau ulang tahunku sama dengannya. Di pesta kepala sialan ini sedikit berulah, jadi aku pun pulang.

Sekarang aku sedang menunggu Jung Min-oppa pulang. Aku tidak sa...


Jaejoong membalik halaman itu. Tidak ada kelanjutannya. Tapi ia melihat ada bekas cairan kering samar-samar di kertasnya.

Ini saat Ae Rin mulai muntah-muntah... gumam Jaejoong. Kini kertas diari itu pun basah terkena tetesan air mata Jaejoong.


27 Januari 2009

Sekarang sudah hampir tengah malam. Aku sudah terlalu banyak tidur seharian karena obat. Uuh.. tanganku pun sakit karena infus yang bertambah. Di tangan kanan dan kiri pula! Belum selang di hidungku ini, sangat mengganggu! Aku benci rumah sakit... melihatnya saja rasanya aku langsung merasa sakit. Tadinya aku sudah bisa pulang, tapi karena kepalaku berulah jadinya aku belum boleh pulang. Huuuh...!

Jaejoong-oppa, aku ingin bertemu...


29 Januari 2009

Akhirnya Jaejoong-oppa datang! Ia janji akan terus menemaniku. Aku senaaang sekali!

Tuhan, ada apa dengan kepalaku?


1 Februari 2009

Tadi Jaejoong-oppa meminta saranku untuk pesta kejutan ulang tahun Yunho-oppa. Ia terlihat sangat bersemangat. Ah, coba aku bisa semangat seperti itu...

Mungkin Engkau sudah bosan dengan keluhan-keluhanku, tapi aku benar-benar menyerah. Ingin mati saja.


3 Februari 2009

Hari ini berjalan dengan sangat lambat. Sungguh, aku ingin mati saja.


Jaejoong berhenti membaca sebentar. Di halaman kertas itu terlihat bekas tetesan air. Tintanya pun luntur disana-sini. Ini adalah hari dimana Ae Rin mengetahui penyakitnya. Tangisan Jaejoong makin menjadi. Ia menutup mulutnya dengan tangan agar suara tangisannya tidak terdengar dari luar.


6 Februari 2009

Hari ini ulang tahun Yunho-oppa. Mianhe, oppa. Kau sudah mengunjungiku di hari ulang tahunmu tapi sikapku tadi mungkin menyakitimu.

Tuhan, cabut saja nyawaku!!


20 Februari 2009

Mereka sungguh tidak peduli padaku. Mereka sama sekali tidak memikirkan perasaanku!

Tuhan, apakah surga itu ada? Bila benar-benar ada, biarkanlah aku menikmatinya secepat mungkin...


25 Februari 2009

Tuhan, apa yang harus aku lakukan?


28 Februari 2009

Apa aku harus menuruti mereka?

JAWAB AKU, TUHAN...!!!


3 Maret 2009

Aku menyerah. Aku akan mengatakan pada Jung Min-oppa kalau aku mau menjalani terapi itu.


Selanjutnya, halaman diari itu kosong. Jaejoong tau, Ae Rin sudah tidak bisa melihat dengan jelas lagi sejak saat itu. Kenangan penderitaan Ae Rin kembali muncul dalam pikiran Jaejoong.

Lalu ia membalik halaman-halaman kosong itu sampai menemukan tulisan lagi, lalu membacanya.


(dengan tulisan yang tidak serapi biasanya)

5 Juli 2009

Hari ini dokter bilang aku akan sembuh.

Terima kasih, Tuhan. Maafkan sikapku selama ini.


20 Juli 2009

Hei, kau tau? Jaejoong-oppa yang menjemputku hari ini membawaku ke taman, dan ia bilang, saranghae padaku!!

Ya Tuhan, inikah takdirku?


25 Juli 2009

Kencan pertamaku! Ah, aku terlalu senang untuk menuliskannya. Hei, pasti kau juga merasakan kebahagiaanku kan?


3 Agustus 2009

Hari ini aku kembali bersekolah. Aku menutupi kepalaku yang botak dengan beannie dari Jae~ah. Kepala sekolahku sangat baik. Ia memperbolehkan aku melanjutkan sekolah karena nilai-nilaiku sebelumnya sangat bagus. Tapi, aku harus berjuang keras! Park Ae Rin, FIGHTING!


8 Oktober 2009

Lagi-lagi ujian. Kepalaku terasa sakit. Pasti ini karena aku kurang tidur. FIGHTING!


26 Januari 2010

Saengil chukae Ae Rin dan Jaejoong!


5 Februari 2010

Aku sedang belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi. Aku harus berhasil! FIGHTING!

Rasa sakit ini... kenapa sama seperti dulu?


Jaejoong melewatkan beberapa halaman sampai ia membaca..


26 Januari 2011

Saengil chukae Ae Rin dan Jaejoong! Hari ini akan diadakan pesta untuk kami berdua. Semoga hari ini berjalan dengan baik.


27 Januari 2011

Tuhan, kenapa hal ini terjadi padaku?

Aku benci rumah sakit...ingin rasanya berlari keluar meninggalkan tempat menyebalkan ini. Tapi, badanku bahkan tidak sanggup bergerak.


17 Maret 2011

Jae~ah, mianhe... biarkanlah aku mati saja.


(dengan tulisan yang tidak rapi)

30 Juli 2011

Tuhan, Kau sangat kejam padaku...


(dengan tulisan besar-besar dan tidak jelas)

7 Septermber 2011

Tuhan, ambillah nyawaku secepatnya.

Aku sudah tidak berguna lagi. Sekarang aku sudah buta. Kakiku sudah tidak bisa digerakkan. Hanya tersisa tangan ini yang dapat kugunakan dengan susah payah.

Aku sudah tidak bisa lagi melihat wajahnya...


(dengan tulisan besar-besar dan sangat tidak jelas)

31 Oktober 2011

Tuhan, biarkanlah aku hidup sampai tahun depan.


Jaejoong menutup buku diari itu. Sudah tidak ada lagi tulisan setelahnya. Ia menangis terisak mengingat segala penderitaan Ae Rin.

Namun saat ia mengangkat buku itu untuk ditaruh di atas meja, ada sepucuk surat terjatuh dari diari. Jaejoong membukanya dan membaca..


Jae~ah...

Mungkin saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak berada di sisimu lagi

Aku sama sekali tidak menyesal telah bertemu denganmu

Menerima cintamu merupakan kebahagiaan terbesar dalam hidupku

Kau tau? Tahun baru pertama kita...tidak akan pernah kulupakan selamanya

Setiap mengingat segala bentuk perhatianmu padaku, rasa sakit yang menderaku tidak terasa terlalu menyiksa

Demi kau, aku berjuang agar tetap hidup meskipun sejujurnya aku lebih memilih kematian yang akan menjauhkan aku dari segala rasa sakit ini

Jangan bersedih atas kepergianku, karena aku akan terus hidup di dalam hatimu

Jae~ah, cheongmal saranghae...


Park Ae Rin



Air mata Jaejoong kembali mengalir deras. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar. Jaejoong segera menyembunyikan diari dan surat itu agar Yoochun tidak melihatnya lalu mengeringkan air matanya.

Jae-hyung, kau sudah pulang? tanya Yoochun. Bersemangatlah, hyung. Hidupmu masih panjang. Jangan terus bersedih. lanjutnya ketika melihat mata Jaejoong yang memerah dan agak bengkak.

Malam itu Jaejoong terus menangis dalam diam sambil mendekap surat, diari dan syal pemberian Ae Rin. Air matanya pun terus mengalir sampai akhirnya mengering, membawa pemiliknya ke dunia mimpi...

Ae Rin, terima kasih telah hadir dalam kehidupanku.


~Epilogue~

Aku menekan tombol ctrl+s sebagai tindakan penyimpanan terakhir. Tes...air mataku menetes tanpa kusadari. Aku tidak menyangka akan membuat cerita seperti ini. Sungguh cerita yang sangat menguras emosiku. Lalu aku mengusap mataku yang basah dan melihat jam di pojok kanan bawah layar monitorku. Ah, sudah jam 11. Kurasakan rasa kantuk menyerangku. Aku pun mematikan komputer, menyalakan AC, dan mematikan lampu kamar. Oyasumi minna... Oyasumi Jaejoong... Saengil Chukkae~


Fin